TRENSEHAT.ID – Kabar tentang masuknya virus HMPV di Indonesia mungkin bikin banyak di antara kita resah, hingga ketakutan akan tertular.
Apalagi sampai berpikiran bahwa virus HMPV ini akan menjadi seperti pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu.
Biar enggak terlalu resah, kita perlu tahu juga cara mengatasi penyakit akibat virus HMPV, dimulai dengan mengenali gejalanya.
Buat kita yang pernah merasa tenggorokan sakit, batuk tak kunjung reda, dan nafas jadi sesak? Mungkin kita berpikir ini cuma flu biasa.
Tapi bisa jadi itu adalah infeksi yang disebabkan oleh virus HMPV alias Human Metapneumovirus (HMPV).
Human Metapneumovirus (HMPV) adalah virus pernapasan yang menyerang anak-anak, orang tua, dan mereka dengan sistem imun lemah.
Gejalanya mirip dengan flu atau pilek, seperti demam, batuk, sesak napas, dan kadang-kadang mengi. Dalam kasus parah, HMPV dapat menyebabkan pneumonia atau bronkiolitis.
Menurut Dr. Gregory Poland, pakar virologi dari Mayo Clinic, “HMPV adalah salah satu virus yang sering terabaikan, tetapi dampaknya pada saluran pernapasan bisa serius, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia dan bayi.”
Hingga saat ini, belum ada antivirus spesifik yang dirancang untuk HMPV. Namun, pengobatan biasanya fokus pada meredakan gejala dan membantu tubuh melawan infeksi.
Berikut adalah beberapa pendekatan yang bisa dilakukan:
1. Pengobatan Gejala Ringan hingga Sedang
- Obat Pereda Demam dan Nyeri: Jika kita mengalami demam atau nyeri otot, obat seperti paracetamol atau ibuprofen dapat membantu.
- Hidrasi Maksimal: Minum banyak air untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi, terutama jika Anda demam atau batuk.
- Istirahat Cukup: Tubuh Anda membutuhkan energi untuk melawan virus. Jadi, jangan lupa tidur yang cukup.
2. Pengobatan untuk Gejala Berat
- Oksigen Tambahan: Jika sesak napas, dokter mungkin akan memberikan terapi oksigen untuk membantu pernapasan.
- Bronkodilator: Obat seperti albuterol bisa membantu membuka saluran udara dan mengurangi mengi.
- Kortikosteroid: Untuk kasus tertentu, dokter dapat meresepkan kortikosteroid untuk mengurangi peradangan di saluran napas.
3. Rawat Inap untuk Kasus Parah
Dalam kasus yang lebih serius, terutama pada pasien yang sudah memiliki kondisi medis tertentu, rawat inap mungkin diperlukan. Ventilasi mekanis atau perawatan intensif juga bisa menjadi bagian dari pengobatan.
Antibiotik? Tidak Perlu!
Karena HMPV adalah virus, antibiotik tidak akan efektif. Namun, jika ada infeksi bakteri sekunder seperti pneumonia, dokter mungkin meresepkan antibiotik sebagai langkah tambahan.
Sayangnya, vaksin untuk HMPV belum tersedia. Namun, langkah pencegahan bisa dilakukan dengan cara berikut:
- Rajin mencuci tangan.
- Menghindari kontak dekat dengan orang yang sedang sakit.
- Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makan makanan bergizi dan cukup tidur.
Dr. Anthony Fauci, ahli penyakit menular terkenal, mengatakan, “Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Tetap menjaga kebersihan dan imunitas tubuh adalah langkah utama melawan virus seperti HMPV.”
Kapan Harus ke Dokter?
Jika gejala seperti sesak napas, demam tinggi, atau batuk yang semakin parah terjadi, segera konsultasikan dengan dokter. Diagnosis yang tepat adalah kunci untuk pengobatan yang efektif.
Obat penyakit virus HMPV lebih bersifat suportif untuk meringankan gejala.
Meski belum ada antivirus spesifik, dengan perawatan yang tepat dan pencegahan, HMPV bisa ditangani. Jangan abaikan gejala yang tampaknya ringan karena bisa jadi itu sinyal dari tubuh Anda untuk segera bertindak.
Kini saatnya lebih waspada dan menjaga kesehatan! Jika Anda atau keluarga mengalami gejala mirip flu yang tak kunjung sembuh, jangan ragu untuk memeriksakan diri agar terhindar dari penyakit akibat virus HMPV. Tubuh sehat, hidup pun lebih nyaman, bukan? (*)