TRENSEHAT.ID – Selain melaksanakan perintah agama, puasa Ramadan bagi umat Muslim ternyata memiliki banyak manfaat menurut medis.
Puasa menurut medis memang memiliki manfaat bagi tubuh.
Jadi meski membatasi asupan makanan dan minuman di dalam tubuh, puasa ternyata bisa melindungi kita dari berbagai penyakit kronis bahkan bisa bikin panjang umur.
Susan Puckett, asisten dokter di departemen Penyakit Dalam dan Otolaringologi (THT) Boulder Medical Center, Amerika Serikat menuliskan hal itu di laman resminya.
Susan menulis, dalam penelitian di laboratorium, ada 3 jenis pembatasan kalori atau puasa yang menunjukkan efek positif pada umur panjang, yaitu:
1. Pemberian Makan dengan Batasan Waktu
Ini adalah proses membatasi asupan kalori pada jangka waktu tertentu yang selaras dengan ritme sirkadian kita.
Ritme sirkadian sering disebut sebagai “jam tubuh”, siklus alami yang memberi tahu tubuh kita kapan harus tidur, bangun, makan, dan banyak lagi.
Mengonsumsi makanan hanya dalam jangka waktu 8 hingga 12 jam setiap hari saat berpuasa – antara jam 10 pagi hingga 6 sore, misalnya – adalah contoh penyelarasan dengan ritme sirkadian kita.
Sistem tubuh bekerja lebih baik bila disinkronkan satu sama lain, ngemil tengah malam saat tubuh kita biasanya tidur membuat sistem perbaikan alami kita tidak sinkron.
Selain itu, memberi tubuh kita lebih banyak waktu untuk melakukan perbaikan juga bermanfaat bagi kesehatan kita.
2. Pembatasan Kalori Intermiten
Praktek mengurangi jumlah kalori yang dikonsumsi dalam sehari.
Penelitian berfokus pada diet dua hari di mana kalori dikurangi setengahnya dan karbohidrat dibatasi selama dua hari berturut-turut dalam seminggu.
Pendekatan ini menempatkan tubuh melalui terapi singkat dan intensif.
Pendekatan pembatasan kalori intermiten juga mengingatkan kita bahwa kita tidak perlu mengonsumsinya terus-menerus.
Ketika kita mengkonsumsinya, kita dapat memilih dengan bijak dan melanjutkan aktivitas normal dan berolahraga dengan bahan bakar yang lebih sedikit.
3. Puasa Berkala dengan Pola Makan Meniru Puasa
Ini berarti membatasi asupan kalori selama tiga hingga lima hari, mendorong sel menghabiskan simpanan glikogen dan memulai ketosis.
Meskipun hal ini dapat dilakukan tanpa mengonsumsi makanan, hal ini tidak dianggap sebagai pilihan yang paling aman.
Diet khusus dengan pembatasan kalori selama lima hari (sekitar 1.000 kalori per hari) sudah cukup untuk meniru puasa tanpa menghabiskan nutrisi.
Ada spekulasi bahwa metode ini lebih unggul daripada puasa dua hari, karena memungkinkan tubuh memasuki ketosis dan memulai pembersihan yang sebenarnya.
Selain ketiga jenis puasa yang memberikan efek panjang umur, ada beberapa manfaat puasa yang bisa dirasakan oleh kita, baik secara mental maupun fisik adalah:
- Meningkatkan kinerja kognitif
- Lindungi dari obesitas dan penyakit kronis terkait
- Mengurangi peradangan
- Meningkatkan kebugaran secara keseluruhan
- Mendukung penurunan berat badan
- Mengurangi risiko penyakit metabolik
- Menguntungkan pasien kanker.
Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan pada tikus dan kanker menunjukkan bahwa puasa selama kemoterapi meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mengekspos sel-sel kanker.
Membersihkan tubuh dari sel-sel tua yang beracun dan menggantinya dengan sel-sel baru yang sehat mungkin merupakan jawabannya.
Secara tradisional, pasien kanker telah diminta untuk meningkatkan asupan nutrisi dan kalori saat menjalani pengobatan kemoterapi, namun pendekatan ini mungkin sekarang sedang ditinjau.
Itulah jenis dan manfaat puasa bagi tubuh. Selamat berpuasa bagi yang menjalankan ya. (*)