TRENSEHAT.ID – Sudah punya resolusi tahun baru? Mungkin membuat otak tetap tajam bisa jadi pilihan.
Jika otak tetap tajam, maka kita akan merasa lebih jernih dalam bertindak dan melakukan perencanaan.
Artinya, dengan kondisi otak tetap tajam, segala yang direncanakan harusnya bisa berjalan lebih baik.
Lalu bagaimana agar otak tetap tajam? Ada banyak cara sih, di antaranya seperti yang dilansir dari CNN berikut ini:
1. Prioritaskan agar Otak Beristirahat
Salah satu cara agar otak kita beristirahat adalah dengan tidur yang cukup.
Victoria Garfield, peneliti senior di Medical Research Council Unit for Lifelong Health and Aging dan seorang profesor di Universitas College London menyarankan durasi tidur 7-9 jam setiap malam.
Jika tak sampai 8 jam, Garfield menyebut tak masalah asal kualitas tidurnya baik. Katanya, “Itu akan membantu otakmu pulih kembali.”
Menurut penelitian yang dilakukannya, orang yang tidur siang secara teratur rata-rata memiliki volume otak lebih besar dibandingkan mereka yang tidak tidur siang.
Tips lain, yaitu dengan tidur dan bangun di waktu yang sama setiap hari.
2. Beri Nutrisi pada Otak
Otak kita membutuhkan makanan agar dapat berfungsi dengan baik, namun penting bagi kita untuk mempertimbangkan sumbernya.
“Jika ingin otak benar-benar dioptimalkan, bersandarlah pada makanan yang kita sukai, tetapi dalam versi yang lebih sehat,” kata psikiater nutrisi Dr. Uma Naidoo, Direktur Psikiatri Nutrisi dan Gaya Hidup di Rumah Sakit Umum Massachusetts di Boston.
Naidoo, yang juga seorang koki profesional dan penulis, menggunakan makanan dan obat-obatan untuk membantu pasiennya meningkatkan kesehatan mental mereka.
“Kita bisa mengandalkan sayuran berdaun hijau,” katanya. “Seperti arugula, bayam semuanya mengandung folat. FYI, folat rendah dikaitkan dengan suasana hati yang buruk.”
Naidoo juga merekomendasikan ikan yang kaya asam lemak omega-3 seperti salmon, mackerel, ikan teri dan sarden, serta makanan fermentasi seperti yogurt, almond dan kacang-kacangan lainnya, juga biji-bijian seperti rami dan chia.
3. Kafein tapi Jangan Terlalu Banyak
Kafein disebut sebagai obat psikoaktif yang paling banyak digunakan di dunia, karena memang disebut-sebut memiliki banyak manfaat.
Minuman berkafein juga dapat membuat kita merasa lebih baik, membantu agar tetap terbangun, dan membuat tetap fokus.
Namun, penulis sains Michael Pollan menyarankan agar kita tetap waspada mengonsumsi kafein.
“Saran terbesar saya adalah berhati-hatilah,” kata Pollan. “Kapan kamu berangkat? Kapan secangkir kopi atau teh terakhir di siang hari? Bagaimana hubungannya dengan tidur kita? Buat saja hubungan itu.”
Artinya, jumlah konsumsi kafein bisa memengaruhi kondisi tubuh lain jika tidak diatur dengan baik.
4. Kurangi Stres
Semua peristiwa menegangkan yang terjadi di dunia saat ini bisa diketahui secara real time, melalui siklus berita 24 jam serta media sosial, sehingga sulit untuk tetap mendapatkan informasi tanpa terjebak dalam pusaran emosi negatif.
Sebuah penelitian baru menemukan bahwa program mindfulness dan meditasi selama 8 minggu sama efektifnya dalam mengurangi gejala kecemasan seperti obat anti-kecemasan pada umumnya.
Perhatian penuh bekerja sama baiknya dengan pengobatan untuk mengurangi kecemasan.
Dr. Gail Saltz, seorang penulis dan psikiatris menyebut bahwa kita harus bisa memikirkan cara mengonsumsi berita yang mengecewakan agar tak larut dan emosi yang tak perlu.
Selain itu Saltz merekomendasikan pernapasan dalam yang teratur dan rilekskan tubuh kita, serta mengaktifkan respons parasimpatis (istirahat dan cerna), yang merupakan kebalikan dari respons simpatik (melawan atau lari).
Untuk melakukannya, Saltz mengatakan bernapaslah melalui hidung selama lima hitungan, dengan tangan di dada. “Dan kemudian kita akan menghembuskan napas melalui mulut hingga tujuh hitungan perlahan, menghembuskan napas sedikit lebih lama daripada menarik napas,” katanya.
Saltz menambahkan, “Kita tahu bahwa hembusan napas ekstra panjang itulah yang memperlambat detak jantung Anda sedikit dan membantu menurunkan kecemasan.”
Kata Saltz, melakukan pernapasan seperti itu selama 5 atau 10 menit akan membuat kita lebih rileks secara fisiologis dan psikologis.
5. Pertimbangkan untuk Memaafkan Seseorang
Memaafkan seseorang seperti teman, orang asing, atau bahkan diri kita sendiri, dapat memberikan banyak manfaat fisik dan mental.
Termasuk berkurangnya kecemasan dan depresi, menurunkan tekanan darah, dan tidur yang lebih nyenyak.
Namun melakukan hal tersebut tidak selalu mudah. “Tanpa memaafkan orang-orang, tanpa melupakan agar hal ini tidak terjadi lagi, tanpa harus melakukan rekonsiliasi,” kata Robert Enright, pionir dalam bidang ilmu pengampunan dan profesor psikologi pendidikan di Universitas Wisconsin-Madison.
Enright menambahkan, “Sering kali saya menyarankan agar kita tidak memulai dengan masalah yang besar. Mulailah dari hal yang lebih kecil dan kenali cara memaafkan.”
Enright mengatakan memaafkan mungkin tepat untuk dipertimbangkan ketika kita terjebak dan dalam kesusahan karena suatu situasi.
Itulah 5 cara agar otak tetap tajam. Mau coba? (*)