TRENSEHAT.ID – Kondisi darurat medis memang bisa datang tanpa diduga, baik tempat maupun waktu.
Jika seseorang berada dalam kondisi darurat medis, pertolongan segera memang diharuskan.
Itu sebabnya, orang terdekat korban diharapkan bisa mengatasi kondisi darurat medis, termasuk anak.
Paling tidak, hal itu diungkap American Heart Association (AHA) pada Rabu (17/5) lalu.
Seperti dikutip dari CNN, Asosiasi Jantung Amerika tersebut, bersama Dewan Resusitasi Eropa dan Komite Penghubung Internasional untuk Resusitasi menerbitkan pernyataan ilmiah dalam jurnal Circulation.
Pernyataan itu merinci bukti yang menunjukkan anak sekolah berusia 4 tahun tahu bagaimana meminta bantuan dalam keadaan darurat medis.
Selain itu, disebutkan juga anak usia 10 hingga 12 tahun dapat melakukan kompresi dada yang efektif saat melakukan resusitasi kardiopulmoner, yang lebih dikenal dengan CPR.
“Meskipun anak kecil tidak memiliki kekuatan untuk melakukan kompresi dada yang benar, mereka dapat mempelajari informasi dasar tentang apa yang harus dilakukan jika seseorang tiba-tiba pingsan,” kata Dr. Comilla Sasson, salah satu anggota komite.
Sasson yang juga seorang dokter pengobatan darurat yang berpraktik di Colorado dan wakil presiden untuk ilmu kesehatan di American Heart Association, mengatakan dalam sebuah email bahwa anak-anak berusia 4 tahun dapat mempelajari apa itu 911 dan bagaimana memanggilnya.
Serta mengetahui alamat mereka sehingga operator dapat mengirimkan layanan medis darurat ke rumah mereka.
Sasson mengatakan anaknya yang berusia 6 tahun dan 8 tahun belajar dengan sangat cepat bagaimana menelepon 911, apa itu kompresi dada dan bahkan apa itu AED, atau defibrillator eksternal otomatis.
Juga mempelajari bagaimana hal itu digunakan untuk membantu orang yang mengalami penyakit jantung.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS), disebutkan sekitar 70% hingga 90% orang yang mengalami serangan jantung di luar rumah sakit, meninggal sebelum mencapai rumah sakit.
Penyebabnya, karena orang-orang di sekitar mereka tidak selalu tahu bagaimana cara membantu.
“Kami tahu bahwa salah satu hambatan terbesar untuk meningkatkan kelangsungan hidup seseorang yang terkena serangan jantung adalah, orang di sekitarnya tidak menyadari bahwa seseorang mengalami serangan jantung, mengaktifkan 9-1-1 lebih awal, memulai CPR, dan mendapatkan AED sesegera mungkin,” kata Sasson.
Itu sebabnya, Organisasi kesehatan jantung terkemuka mendesak sekolah dan orang tua mengajari anak-anak kecil keterampilan menyelamatkan jiwa seperti cara menelepon 911 dan cara melakukan CPR.
Sebagai bagian dari mendidik anak-anak tentang keterampilan menyelamatkan jiwa, “Ajari anak-anak kecil cara menilai kesadaran dan pernapasan normal,” kata pernyataan ilmiah tersebut.
Apakah anak kecil di Indonesia juga perlu belajar kondisi darurat medis? (*)