TRENSEHAT.ID – Selasa pagi (9/4) kabar duka datang dari dunia hiburan saat standup komedian Priya Prayogha Pratama Bin Irsyad Tanjung atau akrab dikenal dengan nama Babe Cabita, meninggal dunia pukul 06.38 WIB, karena sakit anemia aplastik.
Mungkin banyak yang belum tahu, apa itu anemia aplastik, sakit yang diderita Babe Cabita?
Sebelumnya memang diinformasikan bahwa Babe Cabita sedang dalam proses penyembuhan sakit anemia aplastik.
Dikutip dari berbagai sumber, anemia aplastik adalah kelainan medis langka yang memengaruhi kemampuan sumsum tulang untuk memproduksi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit dalam jumlah yang mencukupi untuk tubuh.
Ini merupakan kondisi serius yang dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan serius dan memerlukan perawatan medis segera.
Karena keberagaman gejalanya, anemia aplastik sering kali sulit didiagnosis secara tepat pada tahap awal.
Menurut World Health Organization (WHO), “Anemia aplastik adalah penyakit langka di mana sumsum tulang gagal memproduksi jumlah sel darah yang mencukupi, meningkatkan risiko perdarahan, infeksi, dan risiko komplikasi serius lainnya.”
Kutipan ini menggarisbawahi pentingnya pemahaman mendalam tentang kondisi ini dan pentingnya diagnosis dan pengelolaan yang tepat.
Gejala anemia aplastik bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kondisi dan organ yang terpengaruh.
Gejala umum termasuk kelelahan yang berat, infeksi yang sering, perdarahan atau memar yang mudah, sesak napas, dan denyut jantung yang cepat.
Pasien mungkin juga mengalami pusing, pingsan, kulit pucat, atau pembesaran kelenjar limfe.
Pengobatan untuk anemia aplastik tergantung pada berbagai faktor, termasuk tingkat keparahan kondisi, usia pasien, dan kesehatan umumnya.
Terapi umum termasuk transfusi darah untuk menggantikan sel darah yang hilang, penggunaan obat imunosupresan untuk menekan sistem kekebalan tubuh yang hiperaktif, dan dalam beberapa kasus, transplantasi sumsum tulang untuk memperbaiki sumsum tulang yang rusak.
Meskipun anemia aplastik merupakan kondisi langka, penting untuk meningkatkan kesadaran akan gejala dan risikonya.
Pasien dengan gejala anemia yang mencurigakan atau riwayat keluarga penyakit ini harus mencari perhatian medis segera untuk evaluasi dan pengelolaan yang tepat.
Dengan pendekatan yang tepat, diagnosis dini, dan perawatan yang efektif, banyak pasien dapat mengelola kondisi mereka dan memperbaiki kualitas hidup mereka.
Itulah informasi tentang sakit anemia aplastik, turut berduka untuk Babe Cabita. (*)