TRENSEHAT.ID – Bedah robotik terus berkembang, diperkirakan jutaan operasi sudah dilakukan di seluruh dunia.
Termasuk di Amerika Serikat, seperti dikutip dari WebMD, disebutkan pada 2021 sudah melakukan 644.000 bedah robotik dan diperkirakan menyentuh angka 1 juta pada 2028.
Angka itu diperkirakan memang akan terus meningkat, apalagi banyak pasien bedah robotik yang merasa puas dengan tindakan operasi seperti itu.
Seperti yang dikisahkan Robin Pollack, yang menjalani bedah robotik untuk mengangkat tumor perut yang bersifat kanker di MD Anderson Cancer Center, Houston, Amerika Serikat.
Pollack mengaku merasa sangat baik setelah menjalani operasi yang memerlukan lima sayatan kecil. Katanya, “Saya bangun dalam keadaan lapar.”
Usai operasi, sehari setelahnya dia sudah bangun dari tempat tidur dan berjalan. Bahkan, seminggua kemudian sudah pergi ke luar kota bersama suaminya.
“Saya tidak merasakan sakit sedikit pun sejak itu,” kata Pollack saat ditanya dua minggu setelah operasi. “Saya belum minum obat pereda nyeri, satu Tylenol pun. Saya berjalan sejauh 2 mil kemarin.”
Kualitas hidup pasca operasi yang lebih baik adalah salah satu manfaat dari bedah robotik, kata ahli onkologi bedah Naruhiko Ikoma, MD, yang melakukan prosedur terhadap Pollack.
Bahkan, kata Ikoma, ada juga keuntungan bagi ahli bedah yang menjalani tindakan bedah robotik. “Saya merasa lebih presisi dalam hal pembedahan dan penjahitan,” kata Ikoma.
“Dalam operasi terbuka konvensional, ahli bedah menggunakan instrumen. Dalam bedah robotik, ahli bedah merasa seperti mereka mengoperasi jari mereka sendiri dengan ujung yang tepat,” tambah Ikoma.
Bedah robotik, atau bedah dengan bantuan robot, sudah berusia lebih dari 20 tahun, namun para ahli percaya bahwa bedah ini kini siap untuk berkembang.
Bodoh robotik disebut memberikan keuntungan, di antaranya peningkatan akurasi, waktu pemulihan lebih singkat, dan lebih sedikit rasa sakit.
Data menunjukkan bahwa bedah robotik dapat membantu mengurangi pendarahan, jaringan parut, dan waktu pemulihan.
Serta memungkinkan masa rawat inap di rumah sakit lebih singkat dibandingkan dengan bedah tradisional.
Salah satu manfaat yang paling mencolok, banyak pasien, seperti Pollack, tidak memerlukan opioid – atau obat penghilang rasa sakit apa pun.
Untuk transplantasi ginjal, “100% penggunaan narkotika setelah transplantasi terbuka,” kata Thomas Pshak, MD, ahli bedah transplantasi ginjal dan hati robotik di Rumah Sakit UCHealth University of Colorado.
Pasien bedah terbuka pulang dengan persediaan opioid sebanyak seminggu, dan terkadang memerlukan morfin atau oksikodon dalam infus setelah operasi.
Pasien bedah robotik sembuh lebih cepat, kembali bekerja dan beraktivitas normal dalam beberapa minggu.
Tentu lebih singkat dibandingkan dengan waktu yang direkomendasikan 8 minggu setelah transplantasi ginjal terbuka.
“Transplantasi ginjal tanpa rasa sakit tampak seperti fiksi ilmiah, tapi inilah kita,” kata Pshak.
Itulah salah satu gambaran manfaat bedah robotik. (*)