TRENSEHAT.ID – Vape atau rokok elektronik, telah jadi perdebatan kontroversial dalam masyarakat, karena diam-diam menyimpan bahaya sehingga dipertanyakan apa saja bahan vape yang terkandung di dalamnya.
Untuk memahami dampak kesehatan yang mungkin timbul, kita perlu meninjau bahan-bahan yang terkandung dalam vape.
Meskipun banyak yang menganggapnya sebagai alternatif yang lebih aman, ahli kesehatan memberikan peringatan terhadap potensi bahaya bahan vape.
Sejumlah bahan yang umumnya ditemukan dalam cairan vape adalah propilen glikol dan gliserin.
Dr. Sarah Anderson, ahli toksikologi, mengungkapkan, “Propilen glikol dan gliserin adalah bahan yang umum digunakan dalam vape untuk menghasilkan asap.”
Kata Dr. Sarah, namun, penghangatannya dapat menghasilkan senyawa berbahaya seperti formaldehida dan aseton.
Nikotin juga merupakan komponen utama dalam banyak cairan vape.
Dr. Richard Miller, seorang ahli kesehatan masyarakat, menjelaskan, “Nikotin adalah zat adiktif yang dapat menyebabkan ketergantungan.’
Kata Dr. Richard, pemakaian nikotin pada usia muda dapat memiliki dampak buruk pada perkembangan otak dan meningkatkan risiko kecanduan.
Selain itu, cairan vape juga dapat mengandung berbagai zat kimia tambahan, termasuk senyawa logam berat seperti timbal, kadmium, dan nikel.
Dr. Michelle Carter, seorang ahli toksikologi, menekankan, “Paparan berulang terhadap senyawa-senyawa ini dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh dan meningkatkan risiko penyakit jantung.”
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan bahwa belum ada bukti ilmiah yang cukup untuk membuktikan klaim bahwa vape benar-benar aman.
Dr. Michael Davis dari WHO menyatakan, “Kami mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan menghindari penggunaan vape. Risikonya masih belum sepenuhnya dipahami, dan potensi bahayanya cukup besar.”
Melalui pemahaman tentang bahan vape dan peringatan dari para ahli kesehatan, diharapkan masyarakat dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi terkait penggunaan rokok elektronik dan memprioritaskan kesehatan mereka. (*)