TRENSEHAT.ID – Dunia teknologi makin canggih. Terbaru, Neuralink dikabarkan tanamkan chip pada otak manusia yang akan berfungsi mengendalikan gadget.
Neuralink menanam chip pada otak manusia sebagai bentuk ujian terbaru.
Banyak sukarelawan tertarik ikut program Neuralink tanamkan chip pada otak manusia yang digagas Elon Musk tersebut.
Asal tahu saja, Neuralink, perusahaan neuroteknologi milik Elon Musk, telah berhasil menanam chip buatan pada otak pasien kedua sebagai bagian dari pengujian awal pada manusia.
Tetapi hingga saat ini Elon Musk belum mengungkapkan kapan operasi dilakukan dan siapa pasiennya.
Menurut Engadget pada Senin (5/8), Elon Musk menyampaikan kabar mengenai penanaman chip pada otak pasien kedua dalam siniar bersama Lex Fridman pada Sabtu (3/8).
Sebenarnya bagaimana sih cara kerja dari chip otak Neuralink milik Elon Musk ini?
Chip otak ini dirancang untuk memberikan pasien kelumpuhan akses untuk menggunakan perangkat digital hanya dengan berpikir.
Dengan begitu, pasien bisa menggunakannya untuk pakai komputer, berselancar di internet, menggunakan media sosial, hingga bermain gim.
Semua dilakukan hanya menggunakan pikiran.
Dikutip dari Standard, implan Neuralink dapat memantau aktivitas otak untuk menerjemahkannya dalam input komputer.
Hanya dengan beberapa neuron, pasien bisa menggerakan kursor di layar komputer dan berkomunikasi dengan memilih kata atau huruf dari menu pilihan.
Chip otak Neuralink dibagi menjadi dua bagian, yaitu eksterior dan interior.
Untuk bagian eksterior, chip menampung baterai, perangkat elektronik termasuk antena bluetooth, ini ada di bagian luar tengkorak.
Sedangkan untuk bagian interior terdapat tali elektroda yang ditanamkan di bagian dalam tengkorak, bagian permukaan otak.
Jumlah elektroda yang digunakan sebanyak 1.024 buah.
Elektroda tersebut nantinya akan menangkap aktivitas neuron pada otak yang dianggap sebagai lonjakan sinyal.
Neuralink akan memantau pola lonjakan tersebut dan mengenali jenis aktivitas yang dimaksud, seperti proses pembacaan pikiran.
Sinyal-sinyal dari otak tersebut akhirnya diterjemahkan menjadi aksi atau gerakan pada komputer.
Hal ini yang akhirnya memungkinkan pengguna untuk mengontrol perangkat gadget hanya melalui pikiran.
Saat ini, menurut Elon Musk, sudah ada ribuan sukarelawan yang ingin berpartisipasi dalam eksperimen yang sama yang akan terus mereka lalukan.
Apakah hal ini akan bisa dilakukan juga di Indonesia? Kita masih harus menunggu perkembangannya. (*)