TRENSEHAT.ID – Bayangkan seorang anak kecil di Ethiopia yang tumbuh di tengah keterbatasan, bermimpi suatu hari bisa membuat dunia lebih sehat.
Mimpi itu bukan sekadar harapan kosong — itulah kisah dokter Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, sosok yang kini berdiri sebagai Direktur Jenderal World Health Organization (WHO), membawa suara negara-negara kecil ke panggung global.
Dr. Tedros lahir pada tahun 1965 di Asmara (saat itu bagian dari Ethiopia). Sejak kecil, ia sudah akrab dengan penderitaan akibat akses kesehatan yang minim.
Dalam wawancaranya dengan The Guardian, Dr. Tedros menceritakan betapa kehilangan saudaranya karena penyakit yang bisa dicegah menjadi pengalaman paling membentuk hidupnya.
Sejak itu, ia bertekad membuat perbedaan.
Kisah dokter ini bukan soal keberuntungan. Setelah menempuh pendidikan tinggi di Inggris, termasuk gelar PhD di University of Nottingham, Dr. Tedros kembali ke Ethiopia dan membangun sistem kesehatan masyarakat dari nol.
Ia berhasil menurunkan angka kematian ibu dan anak secara drastis, serta memperluas layanan imunisasi ke daerah-daerah terpencil.
Melalui perjalanan panjang ini, kisah dokter Dr. Tedros jadi bukti bahwa latar belakang sederhana tidak menghalangi seseorang untuk membawa perubahan besar.
Ia mengajarkan bahwa kepedulian, keberanian, dan ilmu bisa mengubah dunia — satu langkah kecil demi satu langkah pasti.
Membawa Harapan Dunia Lewat Kisah Dokter dari Ethiopia
Ketika ia terpilih sebagai Direktur Jenderal WHO pada 2017, Dr. Tedros menjadi orang Afrika pertama yang memimpin organisasi kesehatan dunia tersebut.
Dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh BBC, ia mengatakan, “Semua orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan, tak peduli siapa mereka atau di mana mereka tinggal.”
Kalimat itu bukan sekadar janji — itu adalah inti dari seluruh kisah dokter Dr. Tedros.
Saat dunia diguncang pandemi COVID-19, Dr. Tedros menjadi wajah perjuangan global melawan virus.
Ia tampil di hadapan publik setiap hari, memberikan pembaruan, mendesak solidaritas antarnegara, dan mengingatkan dunia bahwa melawan pandemi bukan hanya soal teknologi medis, tapi soal keadilan dan kerja sama.
Kisah dokter Dr. Tedros mengajarkan kita bahwa kepemimpinan sejati bukan tentang tampil paling berani, melainkan tentang merangkul semua orang, terutama yang paling rentan.
Di tengah serangan politik, tekanan ekonomi, dan keraguan banyak pihak, ia tetap berdiri kokoh, menyuarakan pentingnya keadilan kesehatan.
Dalam wawancaranya bersama The New York Times, Dr. Tedros menegaskan, “Solidaritas adalah senjata paling ampuh kita untuk mengalahkan pandemi ini.”
Sekali lagi, kisah dokter ini memperlihatkan bahwa harapan itu ada, bahkan di tengah badai yang gelap.
Di dunia yang sering kali terasa terpecah, kisah dokter Dr. Tedros mengingatkan bahwa kita semua terhubung — dan bahwa kesehatan satu orang bisa berdampak pada kesehatan kita semua.
Karena pada akhirnya, perjuangan seorang anak kecil dari Ethiopia ini adalah perjuangan kita bersama: mimpi untuk dunia yang lebih adil, lebih sehat, dan lebih penuh harapan. (*)