TRENSEHAT.ID – Bagaimana cara dan waktu sikat gigi yang benar?
Mungkin masih banyak di antara kita yang belum menyadari bagaimana cara dan waktu sikat gigi yang benar.
Pasalnya, drg. Agus Ardinansyah sampai menyebut bahwa cara dan waktu sikat gigi yang dilakukan masyarakat ternyata salah. Kok bisa?
Kepada Trensehat.id, lelaki yang biasa disapa drg. Agus mengungkapkan data Riset Kesehatan Dasar alias Riskesdas 2018 untuk kesehatan gigi dan mulut.
Menurut data tersebut, proporsi masalah gigi dan mulut mencapai 57,6 persen, dan yang mendapatkan pelayanan tenaga medis gigi sebesar 10,2 persen.
Masih menurut data tersebut, pada masa pandemi kebiasaan buruk terkait kesehetan gigi dan mulut meningkat. Misalnya, 2 dari 5 orang dewasa mengaku tak menyikat gigi seharian. Lalu 7 dari 10 orang sengaja menghindari pergi ke dokter gigi saat bermasalah.
“Sebenarnya, di hasil Riskesdas 2018 ini juga menyebutkan bahwa tingkat kepatuhan menyikat gigi sudah di atas 80%. Namun, proporsi perilaku menyikat gigi dengan benar sebesar 2,8%. Artinya, hampir semua masyarakat kita menyikat gigi dengan cara yang tidak benar atau di waktu yang salah,” ucap drg. Agus.
Drg. Agus termasuk salah satu dokter favorit soal penanganan gigi dan mulut.
Sehari-harinya, drg. Agus buka praktek di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Yarsi, Jakarta. Rupanya tak hanya praktek, dokter yang juga punya predikat Sarjana Hukum ini berperan sebagai dosen sekaligus Wakil Dekan II di Universitas Yarsi, Jakarta.
Menurut drg. Agus, berpraktek sebagai dokter gigi akan membantu tugasnya sebagai dosen.
“Mengajar adalah proses mentransfer ilmu. Dengan berpraktek, ilmu saya akan tetap berkembang dan proses mengajar menjadi lebih mudah. Karena pada dasarnya, mengajar ilmu praktikal seperti ini adalah proses mendekatkan kondisi praktek di lapangan dengan kondisi di bangku pendidikan,” jelas lelaki berambut pendek ini ramah.
Sepanjang mengabdikan diri sebagai dokter gigi, drg. Agus mengamati bahwa ada dua masalah yang dialami masyarakat Indonesia yang terkait dengan kesehatan gigi dan mulut, yaitu gigi berlubang dan karang gigi,
Menurut drg. Agus, hal ini terjadi karena masyarakat kita menyikat gigi bukan dengan cara yang benar dan di waktu yang tidak tepat.
Menurut drg. Agus, hal lain yang juga harus dilakukan adalah kebiasaan untuk memeriksakan kesehatan gigi dan mulut setiap enam bulan sekali.
Pemeriksaan berkala ini penting untuk mengetahui apakah gigi sudah berlubang atau tidak.
“Perawatan gigi berlubang jauh lebih mudah dan murah dibanding jika harus dicabut, apalagi jika gigi sudah rusak hingga hanya tersisa akar saja,” ingat drg Agus.
Sementara itu, drg. Agus juga mencatat bahwa layanan kesehatan gigi yang sering dimanfaatkan masyarakat adalah pemasangan kawat gigi.
Fungsi utama pemasangan kawat gigi adalah untuk merapikan gigi agar oklusi gigi tepat.
Untuk diketahui, oklusi adalah hubungan antara rahang atas dan rahang bawah. Jika oklusi tepat, maka mengunyah juga akan tepat, sehingga bisa meminimalisir timbulnya karies atau gigi berlubang.
Saat disinggung soal ilmu hukum yang pernah ditimbanya, dokter gigi asal Bulukumba, Sulawesi Selatan ini hanya tertawa.
“Sebagai dokter gigi, saya berpraktek. Sebagai hasil kuliah Master Pendidikan Kesehatan di UI, saya jadi dosen dan wakil dekan. Tapi sepertinya saya tidak mampu jika harus berpraktek sebagai advokat atau notaris,” ujarnya tersenyum.
Ayah tiga anak ini mengakhiri wawancara dengan mengingatkan kembali pentingnya menyikat gigi setelah sarapan dan sebelum tidur, serta memeriksa kesehatan gigi enam bulan sekali.
“Meskipun BPJS Kesehatan hanya meng-cover pembersihan karang gigi setahun sekali, sangat penting bagi kita untuk tetap memeriksakan gigi dua kali dalam setahun,” pungkas drg. Agus.
Nah, semoga kita bisa jadi lebih tahu ya cara dan waktu sikat gigi yang tepat. (*)