TRENSEHAT.ID – Tahun 2023 ini, Hari Bakti Dokter Indonesia (HBDI) diperingati untuk yang ke 115 kalinya, tepatnya 20 Mei kemarin. Momen ini sangat layak diperingati setiap tahun. Apalagi di era “kesehatan” menjadi semakin penting bagi rakyat Indonesia.
Sayangnya Hari Bakti Dokter Indonesia justru tidak sepopuler Hari Kebangkitan Nasional. Peringatan nasional yang sama usianya.
Hari Dokter Nasional tahun ini memang baru akan diperingati 24 Oktober yang akan datang.
Tapi 20 Mei resmi tercantum dalam agenda nasional sebagai Hari Bakti Dokter Indonesia. Hari di mana dokter Indonesia mendermakan karyanya bagi rakyat Indonesia.
Maka, setiap tahunnya hajat bakti dokter Indonesia menjadi sebuah rangkaian. Dilengkapi berbagai aksi dan bakti sosial, dimulai Mei hingga 24 Oktober nanti
Menurut Prof. Dr. dr. Fachmi Idris yang dikutip dari laman tirto.id, “Pencanangan HBDI merupakan penghargaan yang tidak ternilai untuk jasa-jasa dokter yang menggerakkan kebangkitan nasional bangsa kita.”
Itu sebabnya HBDI bersamaan tanggal dengan Hari Kebangkitan Nasional.
Sudah semestinya menjadi keniscayaan. Namun alih-alih penghargaan, tahun 2023 ini dokter Indonesia justru beroleh hadiah special dari pemerintah Indonesia. Sesaat sebelum peringatan HBDI 20 Mei 2023 lalu, Omnibus Law Undang-undang baru perihal Kesehatan mulai diberlakukan.
Sebenarnya setiap menghelat hajat, HBDI merancang program yang didedikasi bagi seluas mungkin rakyat Indonesia.
Namun entah mengapa program yang disisipkan sejak 2008 itu belum kunjung mengangkat popularitas HBDI di mata masyarakat. Bahkan mereka lebih mengenal Hari Batik Nasional yang usianya jauh lebih muda.
Soal popularitas ini, Trensehat.id menjumpai sejumlah asumsi persoalan. Satu di antaranya adalah peran dan keterlibatan Pemerintah dalam menggemakan Hari Bakti Dokter Indonesia.
Tahun 2023 ini saja Trensehat.id sulit menemukan siaran pers, informasi, atau sekedar ucapan selamat di laman situs Kementerian Kesehatan. Berbanding terbalik saat momen Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang beritanya ramai di laman situs Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Disayangkan, hal yang sama justru terjadi pada laman situs Ikatan Dokter Indonesia, idionline.org. Kiblat informasi kedokteran yang paling sahih ini juga belum ikut menggaungkan HBDI yang selebrasinya dilakukan 20 Mei 2023 di Kalimantan Selatan. Agaknya diperlukan gugus tugas dalam organisasi profesi ini untuk menata penyebaran informasi yang lebih sangkil.
Seyogianya perhelatan Hari Bakti Dokter Indonesia ini juga bukan sekedar sebuah seremoni. Hajat yang sangat berkontribusi bagi orang banyak ini pantas diketahui oleh masyarakat luas. Bahkan lebih dari itu, masyarakat Indonesia bisa ikut terlibat di dalamnya. Baik sebagai penikmat ataupun relawan.
Bukan hanya terlibat dalam pengetahuan tentang jenis-jenis penyakit serta bagaimana penanggulangannya. Tapi juga soal bagaimana “Kesehatan” di negeri ini ditata.
Maka alangkah baiknya jika dokter mulai ditempatkan dengan tepat di hati masyarakat. Bukan sekedar menjadi jawaban atas pertanyaan seputar cita-cita, atau orang yang dituju ketika sakit datang. Lebih dari itu, dokter harus menjadi kebanggaan rakyat Indonesia. (*)