TRENSEHAT.ID – Persoalan dokter palsu memang merepotkan dunia kesehatan.
Karena dokter palsu memang tak berkompeten untuk melakukan kegiatan kedokteran.
Untuk itu dokter palsu harus dicegah, jangan sampai muncul kembali dan bikin waswas.
Dalam Instagram Live (IG Live) Trensehat ID dan Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) pada Selasa malam (6/20), persoalan dokter palsu ini memang jadi diskusi hangat.
IG Live dengan tema Fenomena Dokter Palsu, Tanggung Jawab Siapa? menghadirkan dokter yang sangat berkompeten.
Ada Dr. Mahesa Paranadipa dari Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia (MHKI), Dr. Fachrurozzy Basalamah (PDEI), dan Dr. Alban Ramadhan yang pernah bergabung dengan beberapa klub sepakbola.
IG Live yang dikomandoi oleh Dr. Rosita Rivai, salah satu pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang juga Dewan Pakar Trensehat ID berlangsung hangat.
Dr. Alban misalnya mengomentari terungkapnya dokter palsu yang menangani klub sepakbola populer.
“Ketika ada kejadian kemarin, harusnya antar sejawat (dokter) lebih komunikatif, sehingga keberadaannya mudah dicek,” kata Dr. Alban.
Jika keberadaan dokter palsu cepat diketahui, tentu tindakan yang merugikan masyarakat bisa dicegah.
Dr. Mahesa menimpali dengan menyebut bahwa profesi yang memiliki kewenangan terkait harkat dan martabat seseorang ya harus dibatasi.
“Nah, profesi dokter ini sangat terkait dengan keselamatan, harkat dan martabat seseorang. Itu sebabnya harus dibatasi, tujuannya ya untuk melindungi masyarakat,” kata Mahesa.
Menurut Mahesa, seorang dokter itu tak sembarangan menyentuh pasien, banyak syaratnya, salah satunya dengan memiliki ijazah terkait, sertifikat kompetensi, surat tanda registrasi (STR) sebagai dokter, hingga surat izin praktek (SIP).
Banyaknya syarat dokumen yang harus dipenuhi dokter, tentu bertujuan untuk keselamatan dan kesehatan pasien dari tindakan orang yang enggak berwenang.
Sementara Dr. Fachrurrozy Basalamah menambahkan, selain memiliki surat izin resmi, dokter juga harus selalu upgrade ilmu kedokterannya secara rutin. “Upgradenya rutin melalui pelatihan,” kata Dr. Ozzy, sapaan akrabnya.
Artinya, seorang dokter memang diharuskan memiliki kapasitas yang memadai untuk menangani pasien, yang tak dimiliki dokter palsu.
Itu sebabnya Dr. Ozzy sangat menyayangkan terjadinya fenomena dokter palsu.
“Kenapa kasus ini bisa lolos? Itu sebabnya, penting buat rekan sejawat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kekhawatiran kita terkait hal ini,” kata Dr. Ozzy.
“Pada prinsipnya setiap orang harus dilindungi dari praktek kedokteran yang tak berkompeten. Kewajiban negara memastikan dokter berkompeten, mendapat license. Tinggal bagaimana mekanismenya di lapangan, terkait pengawasan dan sosialisasinya,” jelas Dr. Mahesa.
Ya, dokter palsu memang harus dicegah, karena masyarakat harus terlindungi ya dok. (*)