Ikatan Dokter Indonesia: 74 Tahun Membangun Ikatan Untuk Kemajuan Kesehatan Bangsa

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) didirikan pada 24 Oktober 1950, sebagai respons terhadap kebutuhan untuk menyatukan para dokter di Indonesia dalam satu wadah profesional.
dr. Mahesa Paranadipa Maikel, MH, MARS

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) didirikan pada 24 Oktober 1950, sebagai respons terhadap kebutuhan untuk menyatukan para dokter di Indonesia dalam satu wadah profesional.

Pada masa itu, Indonesia baru saja merdeka dan menghadapi berbagai tantangan dalam pembangunan kesehatan masyarakat.

Para pendiri IDI, yang terdiri dari dokter-dokter yang peduli terhadap nasib kesehatan rakyat, antara lain Dr. Soeharto, Dr. Darma Setiawan, Dr. Abdul Rasjid, Dr. Sarwono, dan masih banyak dokter-dokter lainnya menyadari bahwa persatuan dan solidaritas antar dokter sangat penting untuk mencapai tujuan bersama dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

IDI dibentuk dengan tujuan untuk mewujudkan cita-cita nasional sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945 dengan memadukan segenap potensi dokter Indonesia, dan usaha yang dilakukan dengan meningkatkan profesionalisme dan peran sebagai agen pembaharu (agent of change) serta agen pembangunan (agent of development) terutama dalam advokasi kesehatan.

Sejak awal, IDI berperan aktif dalam pembuatan kebijakan kesehatan, membantu pemerintah dalam merumuskan program-program kesehatan yang relevan dan efektif.

Selama masa Orde Baru, IDI menjadi suara penting dalam advokasi kesehatan, meskipun harus bergerak dalam batasan-batasan yang ada.

IDI terus berjuang untuk hak-hak dokter dan masyarakat dalam mendapatkan akses kesehatan yang lebih baik.

Setelah reformasi pada tahun 1998, IDI semakin memperkuat posisinya sebagai organisasi profesi yang independen.

IDI mulai lebih aktif dalam mengadvokasi isu-isu kesehatan masyarakat dan hak-hak dokter, serta berperan dalam pengembangan sistem kesehatan yang lebih demokratis.

Saat ini, IDI merupakan organisasi profesi yang diakui secara luas dan memiliki lebih dari 200 ribu lebih anggota yang tersebar di seluruh Indonesia.

IDI berada di 34 Provinsi dan di lebih 400 kabupaten/kota.

IDI memiliki lebih dari 80 perhimpunan dan keseminatan,  serta 38 kolegium kedokteran yang berhimpun di bawah naugan IDI.

IDI tidak hanya berfungsi sebagai wadah bagi dokter, tetapi juga sebagai mitra strategis dalam pembangunan kesehatan nasional.

BACA JUGA  Ketua MHKI Ingatkan Jaminan Kesehatan Petugas KPPS pada Pemilu 2024: Kepala Daerah Berikan Jaminan

IDI sebagai Organisasi yang Modern dan Adaptif

Di era yang terus berubah, IDI menunjukkan komitmennya untuk menjadi organisasi yang responsif terhadap perkembangan zaman.

Dengan berbagai tantangan yang dihadapi oleh dunia kesehatan, IDI berusaha untuk tidak hanya mengikuti arus perubahan, tetapi juga menjadi pelopor dalam menciptakan inovasi yang bermanfaat bagi anggotanya dan masyarakat luas.

IDI telah mengembangkan platform digital yang memudahkan komunikasi antar anggota.

Melalui aplikasi dan situs web, dokter dapat dengan mudah mengakses informasi terbaru, berbagi pengalaman, dan berkolaborasi dalam program kesehatan.

IDI online adalah platform yang mengintegrasikan beberapa kebutuhan dokter untuk menjalankan praktiknya.

IDI mendorong penggunaan telemedicine sebagai solusi untuk meningkatkan akses layanan kesehatan, terutama di daerah terpencil.

Tahun 2018, IDI menerbitkan buku “Telemedis: Rekomendasi IDI Untuk Masa Depan Digitalisasi Kesehatan di Indonesia” yang direkomendasikan kepada pemerintah dalam mendorong penerapan teknologi ini serta kebijakan yang tetap mengedepankan etik dan profesionalisme kedokteran.

Dengan adanya pandemi dan pembatasan sosial, IDI bersama perhimpunan di lingkungan IDI beralih ke format pembelajaran online.

Mereka menyelenggarakan webinar dan kursus e-learning untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dokter, memungkinkan akses yang lebih luas tanpa batasan geografis.

Peran IDI dalam Pengembangan Keprofesionalan Anggota dan Advokasi Kesejahteraan

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) berkomitmen untuk tidak hanya menjadi wadah bagi para dokter, tetapi juga untuk berperan aktif dalam pengembangan keprofesionalan dan kesejahteraan anggotanya.

Dalam dunia kedokteran yang terus berkembang, IDI menyadari pentingnya memberikan dukungan yang berkelanjutan kepada dokter agar mereka dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan menjaga kesehatan mental serta fisik mereka.

IDI, tidak terbatas pada aktivitas PB IDI atau IDI Wilayah dan IDI Cabang, tapi juga Perhimpunan Kedokteran dan Kolegium, menyediakan berbagai program pendidikan dan pelatihan berkelanjutan yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dokter.

Program-program ini mencakup seminar, workshop, dan kursus online yang menghadirkan topik-topik terkini dalam kedokteran, sehingga dokter dapat mengikuti perkembangan ilmu dan praktik terbaik.

Beberapa program pengembangan memberikan sertifikasi bagi dokter yang telah mengikuti pelatihan tertentu, sebagai pengakuan atas kompetensi mereka.

Proses akreditasi ini membantu dokter untuk meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan pasien terhadap layanan yang mereka berikan.

IDI juga berperan dalam advokasi kebijakan yang menjamin perlindungan dan kesejahteraan dokter.

Organisasi ini berupaya untuk memastikan bahwa dokter mendapatkan hak-hak mereka, termasuk hak atas perlindungan kesehatan, lingkungan kerja yang aman, dan kompensasi yang adil.

Pada saat Pandemi Covid-19, IDI bersama beberapa Perhimpunan Dokter menerbitkan Pedoman Standar Perlindungan Bagi Dokter di Era Covid-19.

Maraknya perundungan di lingkungan pendidikan kedokteran, melalui Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) menerbitkan Fatwa MKEK No.044 tahun 2022 Perundungan di lingkungan profesi kedokteran yang mendorong sanksi tegas terhadap perilaku perundungan tersebut.

Terkait kesejahteraan anggota IDI, melalui IDI Wilayah dan IDI Cabang, dilakukan advokasi terkait permasalahan kesejahteraan dokter di daerah.

PB IDI pun telah menerbitkan buku Pedoman Remunerasi Bagi Dokter di tahun 2023 yang menjadi bahan advokasi kesejahteraan dokter tanpa menurunkan mutu layanan.

BACA JUGA  4 Rekomendasi MHKI untuk Menjamin Kesehatan dan Keselamatan Petugas KPPS

IDI Membangun Kolaborasi untuk Kemajuan Pembangunan Kesehatan

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyadari bahwa tantangan dalam pembangunan kesehatan di Indonesia tidak dapat dihadapi sendirian.

Oleh karena itu, IDI berkomitmen untuk membangun kolaborasi yang kuat dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi non-pemerintah (NGO), sektor swasta, dan masyarakat.

Melalui sinergi ini, IDI berusaha menciptakan solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.

IDI berperan aktif dalam memberikan masukan kepada pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah dalam merumuskan kebijakan kesehatan.

Dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh anggotanya, IDI dapat memberikan perspektif yang berharga dalam pengembangan program-program kesehatan yang lebih tepat sasaran.

IDI sering terlibat dalam program-program kesehatan yang diinisiasi oleh pemerintah, seperti kampanye imunisasi, penanganan penyakit menular, dan program kesehatan masyarakat lainnya.

Kolaborasi ini memastikan bahwa upaya pemerintah didukung oleh tenaga medis yang kompeten dan berpengalaman.

Bersama dengan NGO, IDI mengadakan kampanye kesadaran kesehatan yang bertujuan untuk mendidik masyarakat tentang isu-isu kesehatan penting, seperti kesehatan reproduksi, gizi, dan pencegahan penyakit.

Kolaborasi ini membantu menjangkau lebih banyak orang dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kesehatan.

IDI juga menjalin kemitraan dengan institusi pendidikan dan sektor swasta untuk menyelenggarakan pelatihan dan workshop bagi dokter.

Dengan melibatkan berbagai pihak, IDI dapat memastikan bahwa pelatihan yang diberikan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan terbaru dalam dunia kedokteran.

IDI aktif berpartisipasi dalam forum kesehatan internasional, seperti di keanggotaan aktif World Medical Association (WMA), forum di Confederation of Medical Associations in Asia and Oceania(CMAAO), maupun keanggotan aktif Medical Association of South East Asian Nations (MASEAN), di mana organisasi ini dapat berbagi pengalaman dan belajar dari praktik terbaik di negara lain.

Kolaborasi ini tidak hanya memperkaya pengetahuan anggota IDI, tetapi juga membantu Indonesia untuk berkontribusi dalam diskusi global tentang kesehatan.

IDI Menjaga Keluhuran Etik Kedokteran Demi Perlindungan Masyarakat

Etik kedokteran merupakan landasan fundamental dalam praktik medis yang tidak hanya mengatur hubungan antara dokter dan pasien, tetapi juga mencerminkan komitmen dokter terhadap masyarakat.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) berperan penting dalam menjaga keluhuran etik kedokteran, memastikan bahwa setiap tindakan medis yang dilakukan tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga pada kesejahteraan dan perlindungan masyarakat.

IDI mendorong program pendidikan yang menekankan pentingnya etik kedokteran.

Melalui seminar, workshop, dan kursus, dokter diajarkan tentang prinsip-prinsip etik, seperti otonomi pasien, keadilan, dan non-maleficence.

Pendidikan ini membantu dokter untuk memahami tanggung jawab moral mereka dalam praktik sehari-hari.

Kode etik yang jelas dan komprehensif yang menjadi pedoman bagi seluruh anggotanya.

Kode etik ini mengatur berbagai aspek praktik kedokteran, termasuk hubungan dengan pasien, rekan sejawat, dan masyarakat.

IDI berkomitmen untuk menegakkan kode etik ini dan memberikan sanksi bagi anggota yang melanggar dengan mengedepankan pembinaan.

IDI menyediakan mekanisme bagi masyarakat untuk melaporkan pelanggaran etik yang dilakukan oleh dokter.

Dengan adanya sistem ini, IDI dapat menindaklanjuti laporan dan memastikan bahwa tindakan yang tidak etis tidak dibiarkan begitu saja.

Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) menetapkan standar pelayanan kesehatan yang tinggi bagi anggotanya.

Dengan mendorong dokter untuk memberikan pelayanan yang berkualitas, IDI berupaya melindungi masyarakat dari praktik medis yang tidak profesional atau tidak etis.

Dengan menjaga keluhuran etik kedokteran, IDI berkomitmen untuk melindungi masyarakat dan memastikan bahwa setiap tindakan medis dilakukan dengan integritas dan tanggung jawab.

Dalam dunia kedokteran yang terus berkembang, IDI berusaha untuk menjadi garda terdepan dalam menjaga standar etik yang tinggi, demi kesejahteraan dan perlindungan masyarakat. (*)

 

Tulisan dipersembahkan dalam rangka HUT IDI ke-74 tahun.

Oleh dr. Mahesa Paranadipa Maikel, MH, MARS | Wakil Ketua Umum PB IDI, Ketua MHKI, Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional

Total
0
Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts