TRENSEHAT.ID – Dalam istilah keseharian, sariawan (stomatis) terkategori “penyakit rakyat”, karena gangguan kesehatannya dianggap tidak berbahaya dan penanganannya sudah diketahui umum.
Tapi jangan pernah disepelekan, nyatanya sariawan bisa jadi indikator penyakit serius.
Sebagaimana dikenal, sariawan merupakan kelainan selaput lendir mulut, tandanya adalah bercak luka berwarna putih pada dinding mulut, bibir atas, dan lidah.
Sebagian masyarakat awam bilang, sariawan disebabkan oleh panas dalam.
Berbagai literasi medis menyebut, secara umum sariawan itu dipicu oleh inveksi jamur, virus atau bakteri.
Bisa juga karena perubahan hormon, kekurangan nutrisi, stress, kebiasaan merokok, atau faktor keturunan.
Karena tergolong gangguan kesehatan ringan, obat-obatan umum anti bakteri dan jamur biasanya jadi pilihan dalam penangannya.
Tapi nyatanya ada jenis sariawan yang justru merupakan sinyal gangguan kesehatan serius.
Sebagian gangguan kesehatan Systemic Lupus Erythematosus (SLE) justru terindikasi melalui sariawan. Biasanya, sariawan yang terjadi sedikit agak berbeda, titik lukanya cukup banyak dan tidak segera sembuh setelah ditangani dengan obat anti jamur dan bakteri.
Ciri yang paling khas dan membedakan dengan sariawan biasa adalah munculnya titik luka di area langit-langit mulut, area yang sangat tidak mungkin bagi munculnya titik luka sariawan biasa.
Ini lazimnya terjadi pada wanita dalam segala kategori usia. Meski begitu, bukan tidak mungkin juga terjadi pada pria.
SLE sendiri merupakan gangguan imunitas tubuh yang cukup serius, yang menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh secara drastis atau bahkan hilang sama sekali.
Akibatnya, penderita SLE akan sangat rentan terhadap gangguan kesehatan sekecil apapun.
Pada tahap pemeriksaan awal, bisa saja gejala ini didiagnosa sebagai Stephen Johnson Syndrome (SJS). Ini adalah gejala alergi terhadap unsur atau obat tertentu yang ditandai dengan ruam pada kulit, lapisan bola mata, dan rongga mulut (sariawan).
Metode penanganan dan obat tertentu bisa saja menuntaskan sindrom ini, tapi sangat direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan. Ini mengingat indikasi SLE sudah sangat menampakkan diri.
Menurut dr. Rizqi Amalia, Sp.A, penanganan dan antisipasi terhadap gejala ini harus dilakukan sedini mungkin.
“Karena jika terindikasi SLE, maka potensi penyebaran (gangguan) ke organ tubuh lain harus segera dicegah. Jadi harus mendapatkan penanganan sesegera mungkin,” kata dr. Rizqi.
Organ-organ tubuh vital lain yang rentan terhadap dampak SLE antara lain paru-paru, ginjal, jantung, mata, pembuluh darah dan otak.
“Mengingat SLE berdampak pada organ-organ vital, maka deteksi dan penanganannya tidak boleh terlambat sama sekali,” tambah dr. Rizqi.
Kecepatan daya rusak SLE terbilang relatif cepat, bahkan sangat mungkin terjadi bersamaan pada setiap organ.
Pada akhirnya bukan tidak mungkin terjadi komplikasi gangguan kesehatan. “Jadi, kita beradu cepat dengan (penyebaran) gangguan Kesehatan,” pungkas Rizqi.
Jadi jangan sepelekan sariawan. (*)