TRENSEHAT.ID – Kasus mycoplasma pneumoniae masih jadi perbincangan di seluruh dunia, dan saat ini pasien dengan penyakit tersebut sudah terdeteksi ada di Indonesia.
Seperti dikutip dari Kompas.com (6/12), saat ini sudah ada 6 kasus mycoplasma pneumoniae di Indonesia.
Saat ini, pasien mycoplasma pneumoniae sedang menjalani perawatan di rumah sakit di Jakarta.
Meski begitu, seperti dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, Dokter Spesialis Paru di RSUP Persahabatan, Jakarta menghimbau masyarakat tak panik.
Apalagi kata Prof. Erlina, sapaan akrabnya, mycoplasma pneumoniae bukan penyakit baru.
Menurutnya, bakteri penyebab peradangan akut pada paru ini telah ditemukan dari lama, bahkan sejak periode 1930-an.
Hanya saja, beberapa minggu belakangan jadi perhatian dan kewaspadaan dunia, lantaran bakteri mycoplasma pneumoniae diduga telah menyebabkan kenaikan kasus pneumonia di Tiongkok Utara dan Eropa, yang mayoritas menyerang anak-anak.
Prof. Erlina mengatakan karena bukan penyakit baru, pengobatan untuk mycoplasma pneumoniae tidak susah dicari karena dapat ditemukan di Puskesmas dan dapat diperoleh menggunakan BPJS.
“Makanya, masyarakat tidak perlu panik karena penyakit ini sudah lama ditemukan di Indonesia,” kata Dr. Erlina.
Prof. Erlina mengatakan yang terpenting saat ini adalah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Menurutnya, hal tersebut adalah kunci utama pencegahan penyakit ini.
Selain itu, menurut Prof. Erlina, masyarakat juga perlu mengikuti prosedur kesehatan seperti yang direkomendasikan WHO dan Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI), untuk menurunkan risiko penyakit pernapasan.
Rekomendasi itu di antaranya melakukan vaksinasi terutama pada anak-anak, menjaga jarak dengan orang sakit, tidak bepergian saat sakit, pergi ke dokter dan mendapatkan perawatan bila dibutuhkan, memakai masker, memastikan kualitas ventilasi baik dan rutin cuci tangan.
“Kita harus waspada dan terapkan PHBS serta jangan panik,” pesannya.
Jadi, meski mycoplasma pneumoniae sudah masuk di Indonesia, perilaku jaga kesehatan jangan pernah kendor ya. (*)