TRENSEHAT.ID – Ikatan Bidan Indonesia (IBI) punya sejarah yang sama dengan organisasi profesi kesehatan lainnya, sehingga wajar punya tujuan dan kepentingan yang sama dalam dunia kesehatan, termasuk dalam menyikapi RUU Kesehatan.
Menurut Dr. Emi Nurjasmi, M.Kes, Ketua Umum PB IBI, sejak berdiri tahun 1951 organisasi IBI terbiasa berbagi ilmu dan masalah secara bersama. Hal sama diharapkan terjadi saat menghadapi omnibus law RUU Kesehatan.
Pada acara Doa Bersama IDI menghadapi RUU Kesehatan pada Rabu (25/5), Emi, sapaan akrabnya, mengimbau seluruh anggota IBI untuk membuka dialog. “Kita harus berkomitmen menyatukan langkah untuk memberikan kontribusi kita pada pembangunan kesehatan,” imbau Emi.
Orang nomor satu di organisasi kebidanan ini yakin bahwa semangat berkontribusi para bidan tidak akan pernah luntur. “Apapun yang terjadi, saya yakin teman sejawat bidan akan tetap solid,” tegas Emi.
Menyikapi kemungkinan terjadinya disintegrasi organisasi profesi sebagai dampak isu omnibus law RUU Kesehatan, IBI bersikap tegas. Emi menginstruksikan jajarannya tidak membuka ruang bagi praktik disintegrasi.
“Jangan ada ruang (yang membuat) kita dibentur-benturkan antar sesama profesi,” kata Emi. “Kita harus tetap menjaga soliditas, menegakkan disiplin, dan menjaga kehormatan profesi.”
Menjawab tantangan reformasi dan transformasi dunia kesehatan, atas nama IBI, Emi menyatakan dukungan penuh.
Namun menurutnya transformasi tidak selayaknya berjalan kontradiktif dan saling bertentangan, harus bermuatan penguatan dan bukan pelemahan terhadap profesi kesehatan.
Menanggapi tarik ulur omnibus law RUU Kesehatan, Emi bilang, “Jangan sampai situasi yang berlarut larut ini melemahkan semangat dari profesi kesehatan untuk melaksanakan tugas tugas profesinya secara optimal.”
Tidak transparannya pemerintah dan legislatif dalam pembahasan omnibus law RUU Kesehatan ditanggapi serius oleh Emi. Menurut dia, segala upaya yang dilakukan IBI tidak pernah keluar dari jalur yang ditetapkan. Oleh karenanya dia berharap pemerintah juga berlaku sama.
“Mohon kita buka pintu dialog,” harap Emi
Terkait gonjang-ganjing omnibus law RUU Kesehatan harapan terbukanya pintu dialog sebagaimana dia ungkap bisa diartikan secara khusus.
Pintu dialog dimaksud tentu saja berupa komunikasi dua arah yang ideal dan harmonis dalam pembahasan RUU Kesehatan.
Sebagaimana ramai diberitakan, baik panitia kerja maupun pemerintah tidak melibatkan secara intensif organisasi-organisasi profesi kesehatan dalam pembahasan RUU Kesehatan.
Selain IBI, hal ini juga dikeluhkan seluruh organisasi profesi kesehatan.
Emi menegaskan kembali imbauannya, terutama kepada para bidan di Indonesia. Secara santun Emi menyampaikan, “Kita akan tetap memberikan komitmen untuk kepentingan masyarakat.”
Semoga harapan Ketua IBI bisa membuat suasana pembahasan RUU Kesehatan jadi lebih baik. (*)