TRENSEHAT.ID – Mahasiswi bernama Marisa Putri (21) ditetapkan sebagai tersangka usai menabrak seorang wanita hingga tewas di Pekanbaru.
Marisa Putri disebut-sebut berkendara di bawah pengaruh alkohol.
Tentu saja, tindakan Marisa Putri berkendara di bawah pengaruh alkohol tak dibenarkan, apalagi sampai menimbulkan korban jiwa.
Atas perbuatannya, Marisa Putri telah sebagai tersangka dan dijerat Pasal 311 ayat 5 UULAJ nomor 22 tahun 2009 dengan ancaman hukuman penjara maksimal 12 tahun.
Ia juga dijerat pasal 310 ayat 4 UULAJ nomor 22 tahun 2009 dengan ancaman hukuman penjara maksimal 6 tahun.
Lalu, bagaimana pengaruh alkohol bisa membuat tersangka tidak mampu mengendalikan kendarannya? Ini penjelasannya dari segi sains dan kesehatan yang dikutip dari berbagai sumber kompeten.
Alkohol merupakan senyawa kimia yang terdiri dari molekul alkohol, seperti etanol atau alkohol etil, memiliki efek psikoaktif pada sistem saraf pusat manusia.
Alkohol dapat menyebabkan perasaan euforia, relaksasi, penurunan inhibisi, serta gangguan koordinasi dan pengambilan keputusan ketika dikonsumsi.
Alkohol adalah zat yang bisa memengaruhi sistem saraf pusat.
Sistem saraf pusat sendiri berada di otak dan bertugas dalam menjalankan berbagai fungsi tubuh yang penting.
Maka itu, Anda tak bisa meremehkan efek alkohol pada otak. Lebih jelasnya, berikut ini pengaruh minum alkohol terhadap sistem saraf otak:
1. Mengubah Susunan Kimia pada Otak
Efek relaksasi (menenangkan) yang ditimbulkan oleh alkohol terjadi akibat perubahan kimia pada otak.
Namun, ketika Anda minum alkohol dalam jumlah banyak dan dalam kadar yang tinggi, justru bisa memicu perilaku agresif.
Gangguan perilaku ini bisa terjadi karena tidak stabilnya neurotransmitter, yaitu zat kimia yang bertugas mengantarkan pesan antar saraf.
Neurotransmitter bisa jadi kacau karena efek alkohol pada otak.
2. Meningkatkan Risiko Gangguan Mood
Mengonsumsi alkohol dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan mental seseorang, suasana hati secara keseluruhan, dan fungsi kognitif harian, karena dampaknya pada bahan kimia otak.
Mengutip American Addiction Centers, minum alkohol secara berlebihan hingga kecanduan dapat memperburuk gangguan kejiwaan komorbiditas yang sudah ada sebelumnya, seperti depresi dan kecemasan.
Depresi akibat sering minum alkohol menyebabkan otak sulit mengatur waktu untuk tidur dan keseimbangan energi tubuh.
3. Memicu Psikosis dan Perilaku Berisiko
Otak normalnya memiliki mekanisme dan kemampuan untuk mencegah perilaku yang dapat membahayakan diri sendiri. Namun, kemampuan ini bisa terganggu sebagai efek alkohol ke otak dan saraf.
Anda pun jadi tidak pikir panjang dan cenderung melakukan hal-hal yang berbahaya, seperti mengemudi ugal-ugalan atau berhubungan seks tanpa pengaman.
Jika sudah mabuk berat, Anda juga mungkin mulai mengalami gejala-gejala psikosis seperti bicara meracau dan berhalusinasi.
4. Kerusakan Otak, Khususnya Bagian yang Mengatur Ingatan
Kebanyakan minum alkohol bisa menyebabkan otak berhenti memproses dan menyimpan informasi baru ke dalam ingatan.
Itulah sebabnya setelah tersadar dari mabuk, Anda tidak dapat mengingat dengan baik.
Hal tersebut juga menunjukan bahwa sistem saraf ke otak telah mengalami kerusakan sebagai efek alkohol.
Bila ini sering terjadi, kerusakan sel otak akan menjadi lebih serius. Akibatnya Anda jadi tidak dapat mengingat dengan baik, meskipun sudah tidak minum alkohol lagi.
Peristiwa yang terjadi pada Marisa Putri, yang berkendara di bawah pengaruh alkohol tentu jadi pelajaran penting buat kita. (*)