TRENSEHAT.ID – Masyarakat awam mengenalinya dengan istilah “masuk angin”, kalangan medis menyebutnya common cold atau flu. Sehingga sering banyak pertanyaan, masuk angin itu mitos atau fakta?
Masuk angin itu menjadi mitos atau fakta, karena banyak masyarakat awam meyakini ini masuk angin disebabkan oleh berlebihnya volume udara yang masuk ke dalam tubuh.
Sementara di sisi lain, perdebatan masuk angin itu mitos atau fakta karena di sisi lain kalangan medis justru mendiagnosa kondisi itu ini akibat menurunnya daya tahan tubuh pada kondisi tertentu.
Ada kemiripan symptom (gejala) dari keduanya. Di antaranya adalah sakit kepala, demam, perut kembung, mual dan muntah, radang tenggorokan, pilek dan batuk, hidung tersumbat, nyeri otot serta tulang dan sendi dan diare.
Lantaran anggapan angin yang masuk ke dalam tubuh sebagai penyebab, maka masyarakat awam meyakini bahwa “mengusir” angin sebanyak mungkin adalah solusi terbaik. Bagi kalangan medis, upaya mengembalikan daya tahan tubuh justru didapuk sebagai solusi.
Kalangan medis menganggap fenomena “masuk angin” adalah mitos. Karena angin atau udara tidak menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh. Masyarakat awam menganggap itu adalah fakta.
Alasannya, setelah banyak kentut dan sendawa, gejalanya mereda. Mana yang benar? Atau keduanya adalah hal berbeda?
Sebelum menentukan mana yang benar, ada beberapa perbedaan yang perlu kita perhatikan di antara keduanya.
Gejala pada common cold umumnya lebih bervariasi. Bahkan beberapa di antaranya tidak selalu dianggap bagian dari gejala masuk angin oleh awam. Semisal pilek dan hidung tersumbat.
Sementara pada “masuk angin” identik pada beberapa gejala saja. Seperti demam, sakit kepala, perut kembung, batuk, nyeri otot serta tulang dan diare. Indikasinya adalah sering bersendawa dan buang gas atau kentut.
Coba perhatikan kembali, istilah ”masuk angin” bagi masyarakat awam cenderung merujuk sebagai “penyebab”, bukan “gejala”.
Ini berbanding lurus dengan “menurunnya daya tahan tubuh” yang ditengarai sebagai penyebab common cold oleh kalangan medis, sehingga akan menjawab persoalan masuk angin mitos atau fakta? (*)