TRENSEHAT.ID – Beruntunglah wanita yang rajin berolahraga, karena penelitian membuktikan bahwa mereka memiliki risiko kematian lebih kecil dibandingkan dengan pria yang juga aktif berolahraga.
Mungkin masih banyak yang belum menerima fakta ini, tapi temuan sebuah penelitian mengenai perbedaan keuntungan antara wanita dan pria yang rajin berolahraga ya memang begitu.
Jadi kalau selama ini wanita merasa sebal karena menganggap pria lebih mudah menurunkan berat badan dibanding mereka, temuan terbaru ini tentu dirasa lebih menguntungkan dong!
Seperti dikutip Drugs.com dari temuan yang dipublikasikan pada 19 Februari dalam Journal of American College of Cardiology, wanita ternyata lebih banyak menerima manfaat kesehatan saat olahraga dibanding pria.
Dalam temuan itu, ketika berolahraga secara teratur, risiko kematian dini atau penyakit jantung fatal pada wanita turun lebih besar dibandingkan pria yang berolahraga.
Selama dua dekade, wanita yang aktif secara fisik memiliki kemungkinan 24 persen lebih kecil untuk meninggal dunia karena sebab apa pun.
Serta 36 persen lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal dunia karena serangan jantung, stroke, atau penyakit jantung lainnya, dibandingkan dengan wanita yang tidak berolahraga.
Sebagai perbandingan, pria yang rutin berolahraga memiliki risiko kematian dini 15 persen lebih rendah dan risiko kematian terkait jantung sebesar 14 persen lebih rendah dibandingkan dengan pria yang tidak melakukan aktivitas fisik.
“Kami berharap penelitian ini akan membantu semua orang, terutama wanita, memahami bahwa mereka siap untuk mendapatkan manfaat luar biasa dari olahraga,” kata peneliti Dr. Susan Cheng, Ketua Ilmu Kesehatan Kardiovaskular dan Populasi Wanita di Smidt Heart Institute di Cedars-Sinai di Los Angeles, Amerika Serikat.
“Ini adalah cara yang sangat ampuh untuk hidup lebih sehat dan lebih lama,” tambah Cheng. “Perempuan, rata-rata, cenderung kurang berolahraga dibandingkan laki-laki, dan semoga temuan ini menginspirasi lebih banyak perempuan untuk melakukan gerakan ekstra dalam hidup mereka.”
Untuk penelitian ini, para peneliti menganalisis data lebih dari 400.000 orang dewasa AS yang berusia antara 27 dan 61 tahun.
Data menunjukkan bahwa semua jenis olahraga lebih bermanfaat bagi perempuan dibandingkan laki-laki, antara lain:
- Aktivitas aerobik sedang, seperti jalan cepat atau bekerja di halaman
- Olahraga berat, seperti lari, mengikuti kelas spin, atau lompat tali
- Latihan kekuatan, termasuk beban bebas, mesin angkat beban, dan latihan beban tubuh
Bagi kedua jenis kelamin, aktivitas fisik sedang menghasilkan penurunan risiko kematian sekitar lima jam seminggu.
Pada tingkat tersebut, perempuan dan laki-laki mengurangi risiko kematian dini masing-masing sebesar 24 persen dan 18 persen.
Demikian pula, latihan aerobik berat selama 110 menit seminggu berkorelasi dengan penurunan risiko kematian sebesar 24 persen pada wanita dan 19 persen pada pria.
Dan latihan kekuatan mingguan memberi perempuan dan laki-laki penurunan risiko kematian dini sebesar 19 persen dan 11 persen serta penurunan risiko kematian terkait jantung masing-masing sebesar 30 persen dan 11 persen.
Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan juga memperoleh manfaat kesehatan yang sama seperti laki-laki dengan jumlah olahraga yang lebih sedikit.
Dengan latihan aerobik tingkat sedang, wanita mengalami penurunan risiko sebesar 18 persen dalam setengah waktu yang dibutuhkan pria, yaitu 140 menit setiap minggu, atau kurang dari 2,5 jam, dibandingkan dengan 5 jam untuk pria.
Hal yang sama juga berlaku untuk latihan aerobik berat.
Wanita mencapai penurunan risiko sebesar 19 persen hanya dengan 57 menit seminggu, dibandingkan dengan 110 menit yang dibutuhkan oleh pria.
“Bahkan olahraga teratur dalam jumlah terbatas dapat memberikan manfaat besar, dan ternyata hal ini terutama berlaku bagi perempuan,” kata Cheng.
Cheng bilang juga, “Meluangkan waktu secara teratur untuk berolahraga, meskipun hanya 20-30 menit olahraga berat beberapa kali setiap minggu, dapat memberikan lebih banyak manfaat daripada yang mereka sadari.”
Variasi dalam anatomi dan fisiologi mungkin menjelaskan perbedaan manfaat ini, kata para peneliti.
Misalnya, laki-laki sering kali mengalami peningkatan kapasitas paru-paru, jantung lebih besar, massa tubuh lebih ramping, dan proporsi serat otot yang bergerak cepat lebih besar dibandingkan perempuan.
Akibatnya, perempuan harus bekerja lebih keras saat berolahraga, karena gerakan yang sama memberikan tuntutan yang lebih besar pada tubuh perempuan dibandingkan laki-laki. Hasilnya, mereka memperoleh manfaat kesehatan yang lebih besar.
Sayangnya, tidak banyak perempuan atau laki-laki yang cukup berolahraga untuk mencapai manfaat maksimal yang diamati dalam penelitian ini.
Di antara peserta, hanya 33 persen perempuan dan 43 persen laki-laki yang memenuhi standar latihan aerobik mingguan, dan hanya 20 persen perempuan dan 28 persen laki-laki menyelesaikan sesi latihan kekuatan mingguan.
“Studi ini menekankan bahwa tidak ada pendekatan tunggal untuk berolahraga,” kata Eric Shiroma, Direktur Program di cabang Penerapan Klinis dan Pencegahan di National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI).
“Kebutuhan dan tujuan aktivitas fisik seseorang dapat berubah berdasarkan usia, status kesehatan, dan jadwalnya, namun manfaat dari jenis olahraga apa pun tidak dapat disangkal,” kata Shiroma dalam rilis berita NHLBI.
Ya, jadi para pria jangan berkecil hati meskipun wanita yang rajin berolahra memiliki risiko kematian lebih kecil dibandingkan pria. Tetap jaga kesehatan, ya! (*)