TRENSEHAT.ID – Cuaca masih jadi perbincangan hangat di berbagai wilayah, termasuk yang terbaru terungkap bahwa polusi udara bisa meningkatkan risiko stroke.
Tentu saja fakta bahwa polusi udara bisa meningkatkan stroke bikin khawatir banyak orang.
Tapi apakah benar polusi udara bisa meningkatkan risiko stroke? Sejumlah peneliti yang mengamati hubungan antara sejumlah polutan umum dan risiko stroke pun angkat bicara.
Seperti dilansir dari NBC News, temuan penelitian terbaru menyebut polusi udara menimbulkan masalah kesehatan yang lebih serius.
Dalam sebuah meta-analisis yang diterbitkan Rabu di jurnal Neurology ditemukan, paparan polusi udara dapat meningkatkan risiko seseorang terkena stroke dalam lima hari.
“Dampak polusi udara terhadap kesehatan manusia tidak hanya berdampak pada paru-paru dan mata. Ini juga melibatkan otak dan sistem kardiovaskular,” kata Dr. Ahmad Tubasi, peneliti Fakultas Kedokteran di Universitas Yordania, yang memimpin penelitian beberapa waktu lalu.
Dalam penelitian tersebut, Tubasi dan timnya melihat data dari 110 studi observasional dari Asia, Eropa, serta Amerika Utara dan Selatan.
Penelitian tersebut mengamati stroke, serta konsentrasi polutan umum, termasuk nitrogen dioksida, ozon, karbon monoksida, dan sulfur dioksida, yang ada di udara dalam lima hari setelah penderita stroke.
Mereka juga mengamati paparan materi partikulat – partikel mikroskopis dari debu, kotoran, jelaga, atau asap yang dapat berbahaya jika terhirup.
Partikulat dapat berukuran diameter kurang dari 1 mikron (disebut PM1) hingga 10 kali lipat ukurannya (PM10).
Di AS, emisi kendaraan, pembakaran bahan bakar untuk menghangatkan rumah, pembangkit listrik, dan produksi bahan kimia merupakan sumber utama polusi udara.
Lalu lintas adalah alasan utama mengapa polusi udara di perkotaan biasanya lebih buruk dibandingkan di pedesaan.
Kendaraan yang membakar gas akan melepaskan karbon monoksida dan nitrogen oksida, yang jika dibiarkan sendiri akan berbahaya.
Namun senyawa ini juga bereaksi dengan sinar matahari menghasilkan ozon, yang biasa disebut kabut asap, yang merusak sel.
Asap kebakaran, termasuk kebakaran hutan, juga merupakan sumber pencemaran udara.
Meta-analisis tersebut mencakup lebih dari 18 juta kasus stroke iskemik , jenis stroke paling umum, yang disebabkan oleh bekuan darah yang berpindah ke otak.
Para peneliti menemukan bahwa risiko stroke hampir 30% lebih tinggi ketika orang terpapar nitrogen dioksida hingga lima hari sebelumnya.
Untuk paparan karbon monoksida, risikonya 26% lebih tinggi, untuk sulfur dioksida 15% lebih tinggi, dan untuk paparan ozon 5% lebih tinggi.
Risiko kematian akibat stroke juga meningkat seiring dengan paparan polutan tertentu, demikian temuan meta-analisis.
Paparan nitrogen dioksida dalam jangka pendek dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian akibat stroke sebesar 33%, dan sulfur dioksida, peningkatan risiko sebesar 60%.
Itulah fakta awal bahwa polusi udara bisa meningkatkan risiko stroke, untuk itu jangan lelah jaga kesehatan kita. (*)