TRENSEHAT.ID – Rencana aksi unjuk rasa damai dokter dan nakes (tenaga kesehatan) terkait RUU Kesehatan omnibus law pada Senin nanti (5/6) menuai komentar.
Sebagian berkomentar positif terhadap aksi unjuk rasa damai dokter dan nakes soal RUU Kesehatan omnibus law, sebagian lainnya menanggapi miring. Antara yang paham dan tak mengerti, pasti berbeda pendapat.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan empat organisasi profesi kesehatannya lainnya menjadi penggagas aksi unjuk rasa damai dokter dan nakes ini menolak RUU Kesehatan omnibus law.
Kesepakatan tanpa paksaan ini dideklarasikan hari ini, Jum’at (2/6) melalui surat edaran ajakan terbatas.
Mengikuti prosedur aksi, surat ajakan hanya dilayangkan kepada organisasi yang berkepentingan, seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI).
Masyarakat awam yang belum paham, dipersilahkan mencermati dan menentukan sikap sendiri. Boleh berkomentar, tapi tidak diharapkan asal ikut-ikutan, apalagi memprovokasi.
Rencana aksi damai ini akan menunjuk tiga titik lokasi, yaitu Gedung DPR, Kantor Kementerian Kesehatan, serta Istana Negara. Semua lokasi berada di Jakarta.
Layaknya aksi massa, giat unjuk rasa ini pasti berdampak pada aktifitas warga. Utamanya warga Jakarta, paling tidak akan terjadi kemacetan lalu lintas di jam sibuk hari pertama awal pekan.
Mengomentari ini, Rahman Jaya Purnama (47) karyawan distributor produk farmasi menyampaikan tanggapannya. “Pastinya bakal macet parah. Buat kami yang bekerja di Jakarta, terutama Jakarta Pusat bakal berkendala,” papar Jaya.
Tapi karena mempertimbangkan tujuan jangka panjang, apalagi berkaitan dengan bidang pekerjaannya, Jaya memaklumi hal ini. “Tapi nggak apa-apa. Ini kan buat kepentingan masa depan juga. Asal jangan rusuh aja.”
Berbeda denga Rahman Jaya, Ramdhani (48), pengemudi ojek online lebih melihat dari sisi pekerjaannya. Menurut dia, terkadang aksi serupa justru mendatangkan keuntungan bagi para pengemudi ojek online.
“Di daerah mana Pak? Nanti saya ke sana. Lumayan, biasanya kalau ada beginian (aksi demo) ordernya banyak,” kata Ramdhani bersemangat.
Beberapa responden lain menyayangkan, ada kekhawatiran dengan mobilisasi menuju dan dari tempat bekerja. Baik pengguna kendaraan pribadi maupun moda transportasi umum.
“Waduh, mesti berangkat lebih pagi nih kayaknya,” tukas Alif Danendra yang bekerja di kawasan Cengkareng.
Perlu antisipasi dampak gelaran aksi damai ini, termasuk kemacetan lalu-lintas. Lewat edaran panduan aksi damai yang kami peroleh, penyelenggara menyatakan telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian.
Namun hingga berita ini diturunkan, Trensehat.ID belum berhasil mengonfirmasi kesiapan dampak ini kepada pihak kepolisian.
Terlepas dari masalah dampak aksi unjuk rasa, jika dilihat dari komentar di atas, sepertinya masih banyak masyarakat yang belum paham tentang RUU Kesehatan omnibus law yang memicu aksi unjuk rasa damai dokter dan nakes besok. Tidak peduli, belum mengerti atau miskinnya informasi? (*)