TRENSEHAT.ID – Belakangan ini aksi bullying masih kerap terdengar di media sosial, lalu apa risikonya bagi kesehatan mental korban?
Risiko bullying bagi kesehatan mental korban tentu saja menjadi mengkhawatirkan, terutama jika korban tak memiliki pondasi mental yang kuat.
Itu sebabnya, aksi bullying sendiri harus bisa dihindari agar tak menjadi risiko terburuk bagi kesehatan mental korban.
Bullying, baik secara fisik, verbal, maupun melalui dunia maya (cyberbullying), merupakan masalah serius yang bisa menghantam kesehatan mental seseorang.
Sayangnya, banyak orang meremehkan dampaknya, padahal efek bullying sering kali bertahan lama setelah kejadian itu berlalu.
Dari anak-anak hingga orang dewasa, siapa pun yang menjadi korban bullying bisa mengalami gangguan kesehatan mental yang signifikan, mulai dari stres hingga depresi berat.
Menurut dr. Nimaz Dewantary, seorang psikolog di Indonesia, “Bullying bukan hanya melukai secara fisik, tapi juga menyerang kesehatan mental seseorang.”
Kata Nimaz lagi, “Korban bullying cenderung merasa rendah diri, tidak berharga, dan terisolasi dari lingkungan sosial.”
Masalah ini sering kali berdampak jangka panjang, memengaruhi pola pikir, emosi, dan cara seseorang berinteraksi dengan dunia di sekitarnya.
Remaja adalah kelompok yang paling rentan terhadap dampak bullying.
Ketika seseorang mengalami tekanan di usia muda, mereka lebih mungkin mengembangkan masalah kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, hingga trauma psikologis yang sulit dihilangkan.
Beberapa korban bullying bahkan merasa tidak ada jalan keluar dan, tragisnya, beberapa mengambil keputusan ekstrem seperti melukai diri sendiri atau mencoba bunuh diri.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Perhimpunan Psikolog Indonesia menunjukkan bahwa korban bullying di kalangan remaja Indonesia memiliki tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak mengalami bullying.
Faktor ini memengaruhi kehidupan sosial, prestasi akademik, hingga hubungan pribadi mereka.
Cyberbullying: Musuh di Era Digital
Seiring berkembangnya teknologi, bullying kini merambah ke dunia maya. Cyberbullying lebih berbahaya karena sifatnya yang sulit dilacak dan bisa terjadi kapan saja, tanpa batas waktu dan tempat.
Ini bisa membuat korban merasa tidak pernah aman. Dampak dari cyberbullying sering kali lebih parah karena korban sulit menghindarinya, sehingga memengaruhi kesehatan mental secara lebih luas.
Menurut dr. Khamelia Malik dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, “Korban cyberbullying lebih rentan mengalami isolasi sosial dan penurunan kepercayaan diri. Mereka bisa merasa terus-menerus diawasi dan dihantui oleh komentar negatif.”
Untuk meminimalkan dampak buruk bullying terhadap kesehatan mental, penting bagi orang tua, guru, dan teman sebaya untuk selalu mendukung korban.
Jika bullying dibiarkan, efeknya bisa sangat menghancurkan. Mencari bantuan profesional seperti psikolog atau konselor adalah langkah penting yang perlu diambil.
Ayo, kita bersama-sama menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk semua orang. Jangan anggap remeh bullying, karena kesehatan mental kita semua berharga. (*)