TRENSEHAT.ID – Diperkirakan puluhan ribu dokter dan nakes turun ke jalan pada Senin, 5 Juni 2023 dalam memperjuangkan penghentian pembahasan RUU Kesehatan omnibus law. Mulai pukul 9:00 WIB Gedung DPR Jl. Jendral Gatot Subroto dan Gedung Kementerian Kesehatan ditargetkan jadi titik kumpul.
Mereka menuntut DPR dan pemerintah menghentikan pembahasan RUU Kesehatan omnibus law jika tidak melibatkan organisasi profesi kesehatan.
Meski sempat berhadapan dengan upaya penggebosan, aksi menolak pembahasan RUU Kesehatan omnibus law ini akan tetap dilaksanakan sesuai jadwal.
Berbeda dengan kebanyakan aksi damai, massa yang diijinkan berkumpul kali ini hanya mereka yang berprofesi sebagai dokter dan tenaga kesehatan. Diharapkan dengan strata pendidikan dan intelektualitas mereka, aksi ini jauh dari potensi anarkis.
Menanggapi dampak kemacetan, Koordinator Teknis Lapangan atau Korlap, dr. Agung Witjaksono, Sp.OG memberikan komentarnya, “Kami sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian, dalam hal ini Polda Metro Jaya untuk menanggulangi kemacetan. Jalur Busway (Trans Jakarta) harus tetap terbuka dan hanya satu sisi jalan yang akan digunakan sebagai area aksi.”
Potensi kemacetan lalu-lintas memang menjadi salah satu perhatian penyelenggara aksi. Upaya keras meredam hal ini akan dilakukan. Satu di antaranya melalui koordinasi ketat dengan masing-masing organisasi profesi. Diharapkan mereka mampu mengendalikan massa pendukungnya.
Namun begitu, Agung menambahkan bahwa mengingat jumlah massa yang terlibat, keputusan penutupan ruas jalan menjadi wewenang pihak kepolisian. “Semoga saja tetap tertib dan aman,” harapnya.
Warga yang biasa melintasi lokasi pelaksanaan aksi ini diharap menyikapi dengan bijak. Opsi memulai aktifitas lebih awal atau mengambil rute alternatif bisa dijadikan pilihan.
Opsi lainnya adalah menggunakan moda transportasi umum. Ruas jalan Trans Jakarta diprioritaskan tidak ditutup. Selain itu, Kereta Rel Listrik (KRL) juga memungkinkan untuk dimanfaatkan.
Dengan jumlah peserta aksi yang ditargetkan, bisa diprediksi bakal terjadi kemacetan lalu lintas yang cukup parah. Apalagi aksi terjadwal pada jam sibuk di hari Senin.
Jika tidak meleset, kemacetan diperkirakan terjadi mulai pagi hingga siang hari saja. Ini lantaran aksi damai terjadwal hanya hingga pertengahan hari. Artinya, pada jam sibuk sore hari, lalu lintas kembali normal.
Untuk kondisi lalu-lintas ini, mewakili penyelenggara aksi Agung menyampaikan permohonan maaf lebih awal. “Semoga masyarakat bisa mengerti,” tambahnya.
Layaknya aksi massa, Agung Witjaksono tidak menampik kemungkinan hadirnya penyusup yang berpotensi memprovokasi. “Jika ini terjadi, berarti bukan hanya kita yang kecolongan, tapi juga pihak kepolisian,” papar Agung.
Membentengi dari tindakan anarkis, penyelenggara sudah melayangkan dokumen panduan aksi terkait RUU Kesehatan omnibus law kepada seluruh peserta lewat organisasi profesi masing-masing. Diharapkan panduan ini bisa meredam potensi indisipliner dan kerusuhan saat aksi berlangsung. Semoga saja. (*)