TRENSEHAT.ID – Rencana penyebaran nyamuk wolbachia di Indonesia sempat bikin heboh masyarakat.
Banyak yang khawatir nyamuk wolbachia merupakan rekayasa genetik dengan maksud terselubung.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI membantah bahwa nyamuk wolbachia adalah rekayasa genetik.
Sebaliknya, nyamuk wolbachia akan menekan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia.
Melalu laman resmi Kemenkes, terungkap bahwa nyamuk wolbachia ternyata pernah disebar di Indonesia.
Direktur Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, dr. Riris Andono Ahmad MPH, Ph.D menyebut uji coba nyamuk wolbachia yang sebelumnya dilakukan di Yogyakarta pada tahun 2022, dan terbukti efektif.
“Hasilnya, di lokasi yang telah disebar wolbachia terbukti mampu menekan kasus demam berdarah hingga 77 persen, menurunkan kebutuhan rawat inap pasien dengue di rumah sakit sebesar 86 persen,” jelas dr. Riris, sapaan akrabnya.
Menurut dr. Imran Pambudi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), angka kejadian DBD di Indonesia masih tinggi, dengan angka kematian yang tinggi terutama pada kelompok anak-anak.
“Selain itu masih banyak daerah yang melaporkan kejadian luar biasa akibat DBD. Ini akan menyelamatkan anak-anak kita ke depannya,” ujar dr. Imran Pambudi.
Efektivitas pemanfaatan teknologi wolbachia untuk menurunkan kejadian demam berdarah juga sudah dibuktikan di 13 negara lain, yaitu di Australia, Brazil, Colombia, El Salvador, Sri Lanka, Honduras, Laos, Vietnam, Kiribati, Fiji, Vanuatu, New Caledonia, dan Meksiko.
Semengtara di Singapura, teknologi Wolbachia diterapkan dengan menggunakan metode suppression atau penurunan jumlah populasi nyamuk.
Strategi ini diimplementasikan dengan melepaskan nyamuk jantan saja.
Perkawinan nyamuk jantan dengan nyamuk betina di populasi alami akan menghasilkan telur yang tidak dapat menetas. Sehingga populasi nyamuk akan berkurang.
Akan tetapi nyamuk betina yang masih ada di populasi alami akan tetap mempunyai kemampuan untuk menularkan virus dengue.
Di samping itu, metode supresi mensyaratkan pelepasan nyamuk jantan secara terus menerus, agar populasi nyamuk dapat selalu terkontrol.
Hal ini memerlukan sumber daya yang sangat besar dengan dampak yang bersifat sementara.
Tentu kita berharap penyebaran nyamuk wolbachia akan terus membawa kebaikan untuk masyarakat Indonesia. (*)