TRENSEHAT.ID – Belakangan ini viral di media sosial tentang kualitas udara Jakarta tidak sehat.
Kualitas udara Jakarta tidak sehat berdasarkan pengukuran menggunakan alat pemantau polusi udara, salah satunya dilakukan oleh IQAir.
Disebutkan, kualitas udara Jakarta tidak sehat dalam beberapa hari terakhir, termasuk Rabu pagi ini (7/6) yang mencapai indeks 155 dan masuk kategori tidak sehat.
Lalu, apa yang terjadi jika kualitas udara tidak sehat?
Seperti kita tahu, kualitas udara yang tidak sehat bukan tak mungkin akan mengundang penyakit.
Dikutip dari laman resmi Kemenkes RI, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah terus mendorong upaya mencegah masyarakat mengalami dampak dari polusi udara.
“Upaya-upaya dilakukan dengan melibatkan lintas sektor. Karena ini permasalahan lingkungan dan kita ada di dalamnya dan ini harus diatasi bersama-sama,” kata Menkes Budi.
Menkes Budi menambahkan, “Kita berharap anak anak kita generasi masa depan tetap dapat menghirup udara segar dan sehat serta anak anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.”
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia sekaligus Guru Besar Bidang Pulmonologi dan Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. dr. Agus Dwi Susanto, menekankan pentingnya pencegahan dalam upaya mengatasi permasalahan polusi udara.
“Polusi udara terbukti menimbulkan masalah respirasi dan pernapasan. Upaya pencegahan dengan menurunkan polusi udara harus dilakukan semua pihak sehingga kasus respirasi dapat dikurangi,” ucap Prof. Agus.
Mengutip laman resmi Siloam Hospitals, paling tidak ada 5 penyakit yang harus diantisipasi akibat kualitas udara yang tidak sehat. Kelima penyakit tersebut adalah:
1. Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA)
Infeksi saluran pernapasan tak melulu disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus di dalam tubuh, tetapi juga dikarenakan polusi udara.
Bahan beracun seperti karbon monoksida, partikulat, nitrogen dioksida, dan sulfur dioksida adalah contoh dari komposisi polusi udara yang mampu dengan mudah menganggu organ pernapasan.
2. Asma
Polusi udara menjadi salah satu pemicu terjangkitnya asma.
Hal ini berbahaya karena asma adalah salah satu penyakit kronis saluran pernapasan yang diikuti gejala sulit bernapas, batuk, dan nyeri dada karena adanya penyempitan pada otot dada.
3. Bronkitis
Gangguan pernapasan ini terjadi karena radang pada lapisan saluran bronkial. Penyakit ini muncul dengan gejala batuk berdahak atau tanpa dahak sama sekali.
Jika berdahak, umumnya dahak yang dikeluarkan berwarna bening, kehijauan, dan kekuningan. Biasanya bronkitis disebabkan oleh infeksi virus dan polusi udara mampu memperparahnya.
4. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
PPOK merupakan jenis penyakit pernapasan yang disebabkan oleh kerusakan pada paru-paru.
Paparan polusi luar dan dalam ruangan mampu menganggu kinerja paru-paru dan meningkatkan risiko PPOK.
Gejalanya sendiri hampir sama dengan penyakit bronkitis, tetapi bisa jadi berkepanjangan.
5. Kanker Paru-Paru
Polusi udara mengandung 6 zat yang berbahaya bagi kesehatan, salah satunya karbon monoksida.
Di dalam karbon monoksida terdapat karsinogen yang rentan memicu kanker paru-paru, terutama bagi lansia berusia lebih dari 40 tahun.
Penyakit ini pun berisiko bagi orang yang sering terkena zat dari industri, maupun sering berada di jalan atau ruangan.
Itulah 5 penyakit yang harus diantisipasi akibat kualitas udara Jakarta tidak sehat. (*)