TRENSEHAT.ID – Belakangan ini viral tentang penyakit pnemonia misterius di China yang memicu banyak orang, terutama anak-anak dan orangtua berobat di rumah sakit.
Informasi tentang pnemonia misterius di China tentu saja membuat negara lain khawatir.
Kasus pnemonia misterius di China seperti mengingatkan kita akan mulai munculnya tanda Covid-19 yang berujung pandemi di banyak negara.
Namun, seperti dilansir dari Mail Online, Organisasi Kesehatan Dunia alias WHO baru saja menerima konfirmasi dari pemerintah China bahwa tidak adan patogen baru yang menyebabkan pnemonia misterius di China belakangan ini.
Pemerintah setempat menganggap wabah ini disebabkan oleh lonjakan penyakit musim dingin, yang menyerang lebih parah dari biasanya.
Hal itu terjadi karena menurunnya kekebalan negara tersebut terhadap pembatasan pandemi Covid-19 yang terjadi hampir tiga tahun lamanya.
Kepala Eksekutif UKHSA, Profesor Dame Jenny Harries, mengatakan bahwa meskipun sudah ada tanggapan resmi dari China, mereka tetap waspada.
Berbagai pihak terus memantau situasi dengan hati-hati, dan mengingat kekhawatiran terhadap rekam jejak China sebelumnya, dalam hal transparansi wabah penyakit menular.
“WHO telah menerima tanggapan resmi dari China menyusul permintaannya untuk memberikan informasi rinci mengenai peningkatan penyakit pernafasan dan laporan kelompok pneumonia pada anak-anak,” kata Jenny Harries.
Jenny Harries menambahkan, “Kita harus tetap berpikiran terbuka tentang penyebab meningkatnya pelaporan kelompok penyakit, termasuk penyakit ini pada anak-anak di China.’
Dia menambahkan bahwa UKHSA sedang memantau situasi dengan cermat dan akan merespons segera jika ada perkembangan terbaru.
Badan ini akan melanjutkan upaya pemantauan internasional untuk mendeteksi potensi ancaman penularan dan akan bekerja sama dengan mitra global untuk memahami epidemiologi saat ini.
Seperti diketahui, beberapa kota di China kini dilanda wabah pneumonia misteri yang menyerang anak-anak.
Sementara para pejabat China mengatakan tidak ada patogen baru yang bisa disalahkan atas wabah ini, dan malah menyalahkan gelombang kasus tersebut karena lonjakan penyakit standar musiman.
Para ahli mengatakan hal ini memang sudah diduga, mengingat negara ini sedang menghadapi musim dingin penuh pertama, setelah keluar dari lockdown yang mengakibatkan menurunnya kekebalan terhadap infeksi umum.
Meskipun Beijing bersikeras bahwa sistem layanan kesehatannya dapat memenuhi permintaan, tapi dari berbagai foto menunjukkan ruang tunggu yang penuh sesak dan banyak orang di luar rumah sakit.
Sementara petugas medis setempat melaporkan bahwa mereka harus menunggu 24 jam di unit gawat darurat dan 700 orang mengantri untuk diperiksa.
Sejumlah pakar mengatakan klarifikasi Tiongkok mengenai kasus-kasus ini meyakinkan, tetapi kita tetap harus terus memantau data pengawasan mengingat kekhawatiran atas transparansi.
Profesor Paul Hunter, pakar penyakit menular dari Universitas East Anglia (Inggris), mengatakan kepada bahwa penyakit yang ada memang menjadi penyebabnya.
“Saat ini sepertinya ini bukan virus baru melainkan tahun yang buruk bagi sejumlah infeksi pernapasan, influenza, dan mikoplasma,” kata Paul Hunter.
Dia menambahkan bahwa informasi tersebut sesuai dengan pengalaman sebelumnya tentang bagaimana infeksi influenza dapat membuat orang rentan terhadap patogen lain dan menciptakan gambaran diagnostik yang rumit.
Semoga penyakit pnemonia misterius di China bisa segera teratasi dan kita tetap jaga kesehatan. (*)