TRENSEHAT.ID – Vaping atau penggunaan rokok elektronik alias vape, telah menjadi tren yang meningkat pesat, terutama di kalangan generasi muda.
Meskipun dianggap sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan rokok tradisional, banyak riset dan peringatan dari organisasi kesehatan global menunjukkan bahwa bahaya vape untuk kesehatan tidak boleh diabaikan.
World Health Organization (WHO) telah memberikan pernyataan tegas tentang risiko kesehatan yang terkait dengan vape.
WHO menyatakan, “Tidak ada yang aman dari asap vape. Vaping mengandung zat kimia berbahaya yang dapat merugikan paru-paru dan sistem kardiovaskular, serta meningkatkan risiko penyakit pernapasan kronis.”
Asap yang dihasilkan oleh rokok elektronik mengandung bahan kimia beracun seperti formaldehida, aseton, dan senyawa logam berat.
Dr. Maria Lopez, seorang ahli pulmonologi, menjelaskan, “Inhalasi zat-zat kimia ini dapat merusak jaringan paru-paru dan menyebabkan masalah pernapasan seperti bronkitis kronis dan pneumonia.”
WHO juga mengkhawatirkan efek vaping pada kaum muda.
“Paparan nikotin pada usia muda dapat mengganggu perkembangan otak dan meningkatkan risiko kecanduan. Hal ini dapat memiliki dampak jangka panjang pada fungsi kognitif dan kesejahteraan psikososial,” ujar Dr. James Watson, seorang ahli psikiatri.
Selain itu, vaping juga dapat menyebabkan efek samping segera seperti iritasi mata, tenggorokan, dan gangguan pencernaan.
WHO menyarankan agar masyarakat dan pemuda teredukasi tentang bahaya vape dan pentingnya menjauhi penggunaan rokok elektronik.
Dengan demikian, peningkatan kesadaran tentang bahaya vape untuk kesehatan, bersama dengan dukungan dan informasi dari organisasi kesehatan global seperti WHO, dapat menjadi langkah awal untuk mengurangi dampak negatif dari tren vaping yang terus berkembang ini. (*)