TRENSEHAT.ID – Tanpa disadari, mungkin banyak di antara kita yang mengalami kondisi yang disebut tinnitus.
Tinnitus atau yang sering disebut dengungan dalam telinga, adalah kondisi di mana seseorang mendengar bunyi yang tidak ada sumbernya dari luar.
Gejala yang disebut tinnitus ini dapat berupa dering, mendengar gemuruh, atau berdesing yang berlangsung secara terus-menerus.
World Health Organization (WHO) mengakui bahwa tinnitus adalah masalah umum yang dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang.
Menurut WHO, “Tinnitus dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk paparan suara keras, trauma fisik pada telinga, atau kondisi medis tertentu.”
Paparan suara keras, seperti dari pekerjaan atau hobi yang melibatkan suara berlebih, dapat merusak sel-sel pendengaran dan memicu tinnitus.
Cedera telinga atau infeksi telinga juga dapat menjadi pemicu.
Dr. Catherine Lee, ahli THT, menjelaskan, “Tinnitus bukanlah penyakit, melainkan gejala dari kondisi lain.”
Kata Dr. Lee, gangguan pendengaran, tekanan darah tinggi, atau masalah vaskular dapat berkontribusi pada munculnya tinnitus.
Penuaan juga dapat menjadi faktor risiko, karena sel-sel pendengaran cenderung mengalami degenerasi seiring waktu.
WHO menyarankan untuk mencari bantuan medis jika tinnitus berlangsung lama atau menyertai gangguan pendengaran.
“Penanganan tinnitus mencakup identifikasi penyebabnya dan penanganan masalah yang mendasarinya,” kata Dr. Lee.
Terapi perilaku dan penggunaan alat bantu dengar dapat membantu mengelola gejala tinnitus dan meningkatkan kualitas hidup penderita.
Penting untuk memahami bahwa tinnitus dapat diatasi dengan pendekatan yang tepat.
Edukasi masyarakat tentang penyebab dan penanganan tinnitus dapat membantu mengurangi stigma seputar kondisi ini.
Itulah faktor penyebab tinnitus dan cara penanganannya. (*)