TRENSEHAT.ID – Batuk tak kunjung sembuh, berat badan turun drastis, dan keringat malam hari? Jangan anggap sepele, bisa jadi itu gejala sakit TBC.
Tuberkulosis (TBC) masih menjadi tantangan besar bagi kesehatan masyarakat Indonesia.
Meskipun telah ada pengobatan yang efektif, sakit TBC tetap menjadi penyebab kematian yang signifikan.
Data terbaru menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat kedua dunia dalam jumlah kasus TBC, setelah India, dengan estimasi 1.090.000 kasus dan 125.000 kematian setiap tahun.
Langkah-Langkah Menyembuhkan Sakit TBC
Pengobatan sakit TBC memerlukan ketekunan dan disiplin tinggi. Berikut adalah langkah-langkah yang perlu diikuti:
- Konsultasi dan Diagnosis Awal: Segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala sakit TBC. Pemeriksaan meliputi tes dahak dan rontgen dada.
- Pengobatan dengan Obat Anti-Tuberkulosis (OAT): Pengobatan standar berlangsung selama 6 bulan, terdiri dari dua fase:
- Fase Intensif (2 bulan pertama): Menggunakan kombinasi obat seperti rifampisin, isoniazid, pirazinamid, dan etambutol.
- Fase Lanjutan (4 bulan berikutnya): Melanjutkan dengan rifampisin dan isoniazid.
- Kepatuhan dalam mengonsumsi OAT sangat penting untuk mencegah resistensi obat.
- Pemantauan Rutin: Selama pengobatan, pasien harus rutin memeriksakan diri untuk memastikan efektivitas terapi dan mendeteksi efek samping.
- Dukungan Keluarga dan Lingkungan: Peran keluarga sangat penting dalam mendukung pasien menjalani pengobatan hingga tuntas.
- Gaya Hidup Sehat: Mengonsumsi makanan bergizi, istirahat cukup, dan menghindari rokok serta alkohol dapat mempercepat proses penyembuhan.
Statistik dan Upaya Pemerintah dalam Mengatasi Sakit TBC
Hingga Maret 2025, Kementerian Kesehatan RI telah mendeteksi 889.000 kasus TBC, mencapai 81% dari target deteksi tahun 2024 sebesar 1.092.000 kasus.
Pemerintah menargetkan untuk mendeteksi 90% dari estimasi kasus TBC dan memulai pengobatan pada 95% dari kasus yang terdeteksi.
Menteri Kesehatan RI menegaskan bahwa Indonesia serius dalam menangani TBC, dengan menargetkan deteksi 1.035.000 kasus TBC pada tahun 2025.
Selain meningkatkan temuan kasus, pemerintah juga mengembangkan terapi pengobatan dan menginisiasi pemakaian vaksin TBC.
Program TOSS TBC (Temukan, Obati Sampai Sembuh) merupakan salah satu inisiatif pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya deteksi dini dan pengobatan tuntas. (*)












