TRENSEHAT.ID – Batuk tak kunjung reda, berat badan turun drastis, dan keringat malam hari? Jangan anggap sepele, bisa jadi itu gejala sakit TBC.
Tuberkulosis (TBC) masih menjadi momok kesehatan di Indonesia.
Meskipun sudah ada pengobatan yang efektif, sakit TBC tetap menjadi penyebab kematian yang signifikan.
Data terbaru menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat kedua dunia dalam jumlah kasus TBC, setelah India.
Diperkirakan terdapat 1.090.000 kasus TBC dan 125.000 kematian setiap tahun, yang berarti ada sekitar 14 kematian setiap jamnya.
Fakta Terkini tentang Sakit TBC di Indonesia
Menurut Kementerian Kesehatan RI, hingga awal Maret 2025, telah terdeteksi 889.000 kasus TBC, yang merupakan 81% dari target deteksi tahun 2024 sebesar 1.092.000 kasus.
Pemerintah menargetkan untuk mendeteksi 90% dari estimasi kasus TBC dan memulai pengobatan pada 95% dari kasus yang terdeteksi.
Menteri Kesehatan RI menegaskan bahwa Indonesia serius dalam menangani TBC, dengan menargetkan deteksi 1.035.000 kasus TBC pada tahun 2025. Selain meningkatkan temuan kasus, pemerintah juga mengembangkan terapi pengobatan dan menginisiasi pemakaian vaksin TBC.
Mengenal Gejala dan Penularan Sakit TBC
Sakit TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru, namun bisa juga menyerang organ lain. Gejala umum sakit TBC meliputi:
- Batuk berdahak lebih dari dua minggu
- Demam dan berkeringat di malam hari
- Penurunan berat badan tanpa sebab jelas
- Nafsu makan menurun
Penularan sakit TBC terjadi melalui udara saat penderita batuk atau bersin. Orang dengan sistem imun lemah, seperti penderita HIV/AIDS, diabetes, atau gizi buruk, lebih rentan terkena sakit TBC.
Penting untuk diketahui bahwa sakit TBC bisa disembuhkan dengan pengobatan yang tepat dan teratur.
Program DOTS (Directly Observed Treatment, Short-course) telah terbukti efektif dengan tingkat keberhasilan pengobatan melebihi 95%. (*)












