TRENSEHAT.ID – Siapa sangka, kabar Paus wafat bisa membuat seluruh dunia langsung menoleh ke Roma.
Ketika Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin lalu di usia 88 tahun, bukan hanya umat Katolik yang merasa kehilangan, tapi juga pemimpin dunia dari berbagai negara.
Seperti dilansir dari CNN, ada sesuatu yang menyentuh dari kepergian seorang pemimpin spiritual. Apalagi setelah kabar Paus wafat dikonfirmasi, rasa duka meluas dari Vatikan hingga ke berbagai pelosok dunia.
Bahkan ada yang mengaitkannya dengan kisah tragis paus laut yang ditemukan mati karena sakit dan pencemaran laut — seolah alam pun ikut berkabung. Meski berbeda, satu benang merahnya sama: saat sosok agung tiada, dunia ikut bersedih.
Roma pun kini bersiap menjadi panggung bagi perpisahan besar ini. Pemakaman Paus Fransiskus akan digelar hari Sabtu, 26 April, di Lapangan Santo Petrus, depan Basilika ikonik di jantung Vatikan.
Keamanan Super Ketat: Sniper, Drone, dan Ribuan Polisi
Kematian Paus wafat ini bukan hanya momen spiritual, tapi juga tantangan keamanan tingkat tinggi. Lebih dari 200.000 orang diperkirakan akan memadati wilayah sekitar Vatikan.
Dari warga biasa, tokoh agama, hingga kepala negara — termasuk Presiden AS Donald Trump dan bangsawan dari Spanyol, Swedia, serta Belgia — akan hadir memberi penghormatan.
Menurut Kepala Kepolisian Roma, Roberto Massucci, tantangan terbesarnya adalah mengatur kedatangan para tamu penting dari berbagai penjuru dunia ke satu titik padat. Sebanyak 2.000 polisi lokal akan bertugas, ditambah ribuan personel keamanan nasional.
Jangan bayangkan seperti acara kenegaraan biasa — ini jauh lebih besar. Akan ada patroli menyusuri Sungai Tiber, drone pengintai, sistem militer anti benda terbang mencurigakan, hingga sniper yang siaga di berbagai titik.
Semua demi menjamin prosesi pemakaman Paus wafat berjalan aman dan damai.
Sementara itu, ribuan warga telah datang ke Basilika Santo Petrus sejak jenazah disemayamkan hari Rabu.
Antrian panjang terlihat setiap harinya, sebagai bentuk penghormatan terakhir sebelum jenazah dibawa ke Basilika Santa Maria Maggiore, tempat yang dipilih Paus sendiri sebagai tempat peristirahatan terakhir.
Otoritas transportasi Roma bahkan menambahkan 260.000 kursi kereta api, dan bandara kota disiapkan menerima hingga 20.000 tamu tambahan.
Bandara militer Pratica di Mare juga disiapkan sebagai cadangan untuk menampung jet-jet para kepala negara.
Meski pemakaman hanya satu hari, gaungnya akan terasa lama.
Setelah Paus wafat, perhatian dunia akan beralih ke proses pemilihan paus baru — konklaf rahasia para kardinal yang dijadwalkan mulai 6 Mei nanti.
Duka karena Paus wafat menyatukan umat dari seluruh dunia. Roma kini bukan sekadar kota bersejarah, tapi saksi bisu dari perpisahan seorang pemimpin yang telah menyentuh jutaan hati. (*)