TRENSEHAT.ID – Aktivitas fisik tertentu sering jadi pilihan untuk berolahraga, seiring meningkatkan kesadaran masyarakat akan hidup sehat.
Masalahnya, banyak di antara kita yang kurang hati-hati sehingga kerap mengalami cedera olahraga.
Parahnya lagi, ada juga yang merasa enggak terlalu penting penanganan cedera olahraga segera, karena merasa baik-baik saja.
Tentu saja itu hal yang salah, karena cedera olahraga bisa menghambat performa keseharian kita dan berdampak jangka panjang pada kesehatan fisik dan mental kita.

Saat peluncuran layanan A to Z Sport Healthy Lifestyle di Siloam Hospitals Mampang, Jakarta, Kamis (15/5), dr. Antonius Andi Kurniawan, Sp.K.O., Subsp.ALK(K), mengingatkan pentingnya kita peduli dengan cedera olahraga yang kita alami.
Menurut dr. Antonius yang juga dokter spesialis kedokteran olahraga di Siloam Hospitals Mampang, cedera olahraga bukan hanya menghambat performa, tapi juga dapat berdampak jangka panjang terhadap kesehatan fisik dan mental.
“Pencegahan cedera tidak hanya soal istirahat dan pemanasan. Ini melibatkan pendekatan menyeluruh, termasuk teknik latihan yang tepat, nutrisi, pemulihan, dan manajemen beban latihan,” jelas dr. Antonius.
Penyebab Umum Cedera Olahraga
Cedera sering terjadi akibat kurangnya pemanasan, teknik gerakan yang salah, penggunaan alat yang tidak sesuai, atau kelelahan berlebihan.
Selain itu, tidak memberi tubuh waktu yang cukup untuk pemulihan juga bisa memperbesar risiko cedera.
Jenis Cedera yang Sering Terjadi:
- Keseleo (sprain): Cedera pada ligamen akibat pergerakan mendadak atau salah posisi.
- Otot Tertarik (strain): Terjadi ketika otot terlalu dipaksa bekerja atau digunakan dengan cara yang salah.
- Cedera Lutut: Umum pada olahraga lari, sepak bola, dan basket. Bisa berupa peradangan, sobekan meniskus, atau ligamen.
- Cedera Pergelangan Kaki dan Bahu: Sering dialami dalam olahraga dengan gerakan cepat dan berulang.
Penanganan Awal Cedera: Prinsip R.I.C.E.
Untuk cedera ringan, metode R.I.C.E. (Rest, Ice, Compression, Elevation) sering digunakan:
- Rest (Istirahat): Hindari aktivitas berat agar cedera tidak memburuk.
- Ice (Es): Kompres es selama 15–20 menit untuk mengurangi nyeri dan bengkak.
- Compression (Kompresi): Balut area cedera dengan perban elastis untuk mengurangi pembengkakan.
- Elevation (Elevasi): Angkat bagian tubuh yang cedera agar aliran darah tetap lancar.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika nyeri tidak mereda, pembengkakan semakin parah, atau kita tidak bisa menggerakkan bagian tubuh yang cedera, segera konsultasikan ke dokter atau fisioterapis.
Penanganan cepat dan tepat akan mencegah cedera menjadi kronis.
Selain itu, lakukan pemanasan dan pendinginan yang cukup, gunakan perlengkapan yang sesuai, istirahat yang cukup, dan jangan paksakan tubuh melebihi batas kemampuan.
Konsistensi dalam menjaga teknik dan kebugaran akan membantu kita tetap aktif tanpa cedera olahraga. (*)












